Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala yang melakukannya” (HR. Muslim)

Senin, 18 April 2011

Ketegaran Ummu Salamah

Posted by Irfan Kurniadi 07.47, under | No comments


Di tengah padang sahara yang tandus, hiduplah seorang wanita bersama beberapa orang anaknya. Kehidupannya yang begitu tegar dan kuat menjadikan ia panutan bagi para mujahidah di masa itu.

Sebelum menjadi istri nabi ia adalah istri yang sabar dan tabah menghadapi berbagai ujian dalan kehidupan. Suaminya bernama Abu Salamah, siapa yang tidak mengenalnya? Abu Salamah adalah seorang satria yang gagah berani, pantang mundur dalam berjihad sehingga tercatat dalam sejarah tentang keberanian dan kepahlawanannya pada masa perang Badar dan Uhud

Nama asli Abu Salamah ialah Abdullah bin al-Asad al-Makhzumi, ia termasuk orang yang pertama masuk Islam. Ia merupakan putra dari Birrah binti Abdul Muthalib (bibi Nabi).

Pada masa perang Uhud, Abu Salamah ditunjuk sebagai komando pimpinan perang. Disanalah beliau mengalami kesyahidannya karena mengalami luka parah walaupun telah diobati dan dirawat selama satu bulan.

Sejak sakit parah hingga ia meninggal dunia, Rasulullah SAw tidak beranjak dari tempatnya, menemani kepergian sang pemberani Abu Salamah. Dengan tangannya Nabi SAW menutup mata sang pahlawan, ketika ajal menjemput Abu Salamah Nabi SAW mengalami duka yang mendalam. Ia meninggal pada tahun ketiga Hijriah.

Abu Salamah memiliki istri yang cantik, sabar, setia dan bijaksana, yang senantiasa mendampinginya untuk berjihad di jalan Allah. Siapakah gerangan istri sang pahlawan? Ia adalah Ummu Salamah yang memiliki nama asli Hindun binti Abu Umayyah bin al-Mughirah.

Ia adalah wanita muslimah yang berhijrah menuju Habasyah. Dan ia juga seorang istri pertama yang berhijrah ke Madinah. Ketika berita kematian Abu Salamah sampai ke telinganya, ia menerima kabar itu dengan tenang dan ikhlas. Keimanannya kepada Allah membuat Ummu Salamah tidak menyesali dan meratapi nasib suaminya. Bahkan ia bersyukur memiliki suami yang pemberani dan menjadi syuhada’ dalam perang melawan kaum kafir pada perang Uhud, syuhada’ akan senantiasa dijanjikan surga oleh Allah SWT.

Sepeninggal suaminya, hiduplah Ummu Salamah seorang diri, memikul beban yang sangat berat untuk menghidupi anak-anaknya. Anak hasil perkawinannya dengan Abu Salamah berjumlah empat orang, seorang di lahirkan di Habasyah dan tiga orang di lahirkan di Madinah pada saat mereka hijrah disana.

Duka tidak lama menimpa Ummu Salamah, datanglah hari bahagia. Saat datangnya seorang utusan Muhammad SAW kepadanya menyatakan bahwa Rasulullah hendak meminangnya.

Ummu Salamah menyadari bahwa Nabi Muhammad SAW bukan hanya memikul beban rumah tangga saja, tapi juga memikul tugas yang akan menentukan sejarah semua umatnya. Nabi SAW menikahi Ummu Salamah pada bulan Syawal tahun empat Hijriah yang dihadiri oleh misan Ummu Salamah yaitu Umar bin Khatab.

Beliau meninggal pada tahun 61 Hijriah dalam usia kurang lebih 80 tahuo, Ia dikebumilan pada suatu tempat yang bernama Baqi (di Madinah)

Sumber Alislam

0 komentar:

Posting Komentar