tag:blogger.com,1999:blog-39778286007892624332024-03-13T12:11:20.466-07:00Al-KharajIrfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-22015979161117994382012-04-30T20:42:00.002-07:002012-04-30T20:42:38.381-07:00Iskandar Zulkarnaen, Sang Raja Muslim Yang Saleh Dan Perkasa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxIvZNRDkryCKvAZlWCIT225bDdDaEl2gPohudTqMuYTfl_SSbjVDq8ofN22dwNbpAw43HjmrQkv7ByVRllVXnH1k8Yp3Aw4MLTc6nTutLj4Hj6VNPzL7vVAMTYAjIjCxd7GrWFKOvq18l/s1600/iskandar.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxIvZNRDkryCKvAZlWCIT225bDdDaEl2gPohudTqMuYTfl_SSbjVDq8ofN22dwNbpAw43HjmrQkv7ByVRllVXnH1k8Yp3Aw4MLTc6nTutLj4Hj6VNPzL7vVAMTYAjIjCxd7GrWFKOvq18l/s1600/iskandar.jpeg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Dialah Raja Muslim yang sangat berkuasa namun saleh. Daerah taklukannya membentang dari bumi bagian barat sampai timur. Ia mendapat julukan Iskandar “Zulkarnain”. “Zul”, artinya “memiliki”, Qarnain, artinya “Dua Tanduk”. Maksudnya, Iskandar yang memiliki kekuasaan antara timur dan barat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia juga telah membangun dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, diantara dua Gunung. Para ahli sejarah meyakini, dinding tersebut terbuat dari besi yang dicampur dengan tembaga itu terletak tepat di pengunungan Kaukasus. Daerah itu kini disebut Georgia, negara pecahan Uni Soviet. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara topografis, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1.200 kilometer tanpa celah. Kecuali pada bagian kecil sempit yang disebut celah Darialsepanjang 100 Meter kurang lebih. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada bagian celah itulah Zulkarnain membangun tembok penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj. Kisah ketokohan Iskandar Zulkarnain ini juga tertulis dalam catatan sejarah orang-orang barat. Dalam catatan tersebut diceritakan bagaimana ia berjaya meluaskan daerah taklukannya dalam masa yang sangat singkat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena kejayaannya ini, ia diberi gelar “Alexander The Great”, Alexander Yang Agung”. Belakangan cerita ini diadaptasi ke film layar lebar oleh Sutradara Amerika Serikat, Oliver Stone, dengan judul Alexander The Great. Namun cerita dari orang-orang barat tersebut sangat bertentangan dengan yang disebutkan dalam Al-Qur’an. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para Mufasir menyatakan, “Alexander The Great” adalah orang yang berbeda dengan tokoh yang di tulis dalam Al-Qur’an, Yakni, Iskandar Zulkarnain. Alexander Thr Great itu dalam sejarahnya tidak diberitakan pernah membangun sebuah dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, yang terbuat dari besi dicampur tembaga. Bahkan, ia adalah seorang musyrik. Sejarah tidak mencatatnya sebagai seorang Raja Muslim yang taat kepada agama Tauhid. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarawan Muslim yang juga ahli tafsir, Ibnu Katsir, dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan, meski punya nama yang sama dan plot cerita yang sama, yaitu kekuasaannya membentang dari Barat sampai ke Timur, keduanya adalah sosok yang berbeda. Antara mereka terbentang jarak dan waktu sampai 2000 tahun. “Hanya mereka yang tidak mengerti sejarah yang bisa terkecoh oleh identitas kedua orang itu,” katanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Katsir lebih jauh menjelaskan, Zulkarnain adalah nama gelar atau julukan seorang penglima penakluk sekaligus Raja saleh. Karena kesalehannya ia selalu mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul tanduknya – Qarnun,yaitu rambut kepala yang di ikat – sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi tanduknya yang kiri dipukul, sehingga ia mati lagi. Allah SWT menghidupkannya kembali dan menjulukinya Zulkarnain, pemilik duaTanduk, serta memberinya kekuasaan. Cerita yang sama juga di jumpai dalam kitab Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karangan Syekh Al-Aiji Asy-Syafi’i. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kitab tersebut disebutkan, Zulkarnain adalah seorang hamba yang taat kepada Allah dan mengajak kaumnya menyembah Allah. Lalu mereka memukul tanduknya yang kanan hingga mati. Kemudian Allah menghidupkannya lagi, dan dia kembali mengajak kaumnya mengesakan Allah. Tetapi mereka malah memukul tanduknya yang kiri hingga mati lagi. Lalu Allah menghidupkannya lagi dan menganugrahinya kekuasaan yang tak tertandingi. Oleh karena itu ia dijuluki Zulkarnain. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping kedua kitab tersebut, Mufassir Muslim Ibnu Jarir Ath-Thabari juga mengisahkannya dalam kitab tafsir Ath-Thabari. Dikatakan, Iskandar Zulkarnain adalah seorang laki-laki yang berasal dari Romawi, ia anak tunggal seorang yang paling miskin diantara penduduk kota. Namun dalam pergaulan sehari-hari, ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan dengan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Qur’annya yang populer, Tafsir Al-Qurtubi,menceritakan, sejak masih kecil dan masa pertumbuhannya Iskandar berakhlak mulia. Melakukan hal-hal yang baik sehingga terangkat nama baiknya. Ia juga menjadi mulia di kalangan kaumnya, sehingga Allah berkenan memberinya kewibawaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mencapai usia akil balig, Iskandar menjadi seorang hamba yang saleh, sehingga Allah Berfirman, “Wahai Zulkarnain, Sesungguhnya aku mengutusmu kepada umat-umat di bumi. Mereka adalah umat yang berbeda-beda bahasanya dan mereka adalah umat yang berada disegala penjuru bumi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka terbagi dalam beberapa golongan.” Mendapat amanat tersebut, Zulkarnain lalu berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau telah menugasiku melakukan seuatu hal yang aku tidak kuasa melakukannya kecuali engkau sendiri, maka beritahukan kepadaku tentang umat-umat itu, dengan kekuatan apa aku bisa melawan mereka? Dengan kesabaran apa aku bisa menahan mereka? Dan dengan bahasa apa aku harus bicara dengan mereka? Bagaimana pula aku bisa memahami bahasa mereka sedangkan aku tidak mempunyai kemampuan.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian Allah SWT berfirman”Aku membebanimu sesuatu yang kamu mampu melakukannya, aku akan melapangkan pendengaran dan dadamu hingga kamu bisa mendengar dan memperhatikan segala sesuatu. Memudahkan pemahamanmu sehingga kamu bisa memahami segala sesuatu, meudahkan lidahmu, hingga kamu bisa berbicara tentang sesuatu, membukakan penglihatanmu, sehingga kamu bisa melihat segala sesuatu, melipatgandakan kekuatanmu hingga tak terkalahkan oleh sesuatu apapun, menyingsingkan lenganmu, hingga tidak ada sesuatupun yang berani meyerangmu, menguatkan hatimu, hingga kamu tidak takut pada apapun, menguatkan kedua tanganmu hingga kamu bisa menguasai segala sesuatu, menguatkan pijakanmu hingga kamu bisa mengatasi segala sesuatu, memberimu kemuliaan hingga tidak ada apapun yang menakutimu, menundukkan untukmu cahaya dan kegelapan dan menjadikan salah satu tentaramu. Cahaya itu akan menjadi petunjuk di depanmu, dan kegelapan itu akan berkeliling di belakangmu". (ar/sf) www.suaramedia.com</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-64371138913181906852011-09-19T07:55:00.000-07:002011-09-19T07:55:15.690-07:00Pengobatan Islam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeRRfE09sgvf5CzKavMrTTXPWSJyfcikWGvxNWo59zH3ahzQCEBht00j2yBC0fuS5BwJRaEN4_SuHk-EJFXNaEhSV9ksI0flEKl0RfYhR-AEHO_FMcW809dVZRlbpM6HgosQRI7FN6QFPc/s1600/pengobatan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeRRfE09sgvf5CzKavMrTTXPWSJyfcikWGvxNWo59zH3ahzQCEBht00j2yBC0fuS5BwJRaEN4_SuHk-EJFXNaEhSV9ksI0flEKl0RfYhR-AEHO_FMcW809dVZRlbpM6HgosQRI7FN6QFPc/s1600/pengobatan.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>A. Petunjuk Al-Qur'an Tentang Pengobatan</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Banyak ayat Al Qur'an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al Qur'an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang -orang yang mukmin .</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">" Dan kami menurunkan Al Qur'an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu'min "( Al-Isra : 82 ). Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur'an yaitu " Asysyifa " yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh." Hai manusia , telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa ,sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman " ( Yunus : 57 ). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disamping Al Qur'an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obat-obatan ." Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur dan buah-buahan lain selengkapnya . sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan ( An-Nahl : 11 ) Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan Tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan " ( An-Nahl : 69 ) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>B. Metoda Pengobatan Para Rasul Sebelumnya.</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>1. Nabi Isa. As </b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">" Dan akan dijadikan-Nya sebagai Rasul untuk Bani Israil .Katanya : Aku ini datang kepadamu membawa tanda Mukjizat dari tuhanmu yaitu aku dapat membuat dari tanah liat ini rangka burung untuk kalian, kemudian aku tiup lalu menjadi seekor dengan izin Allah. Dan aku sanggup menyembuhkan orang buta, penyakit sopak dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah " ( QS.Ali Imran : 49 ).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menurut para Mufassir, Nabi Isa mengobati penyakit buta dan sopak dengan cara diusap dengan tangan-Nya mata yang buta dan anggota tubuh yang terkena sopak dengan izin Allah melalui mukjizatnya maka seketika itu sembuh. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>2. Nabi Musa. As</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagai seorang Rasul yang sangat dalam ilmunya dan sanggup melumpuhkan Fira'un sang raja kafir yang sangat kuat dan menguasai sebagian besar alam, karena sangat kuasanya sampai -sampai dia mengaku dirinya tuhan dari segala makhluk." Maka berkata Fira'un : " Akulah Tuhan yang maha tinggi " ( An-Naziat : 24). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nabi Musa tidak terlepas dari sifat kemanusiannya yang merupakan Sunnatulloh yaitu sakit. Beliau pernah sakit lalu memetik sehelai daun yang diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah yang menyembuhkan kemudian ditempelkan pada anggota yang sakit, karena Mukjizatnya seketika itu sembuh. Dan kedua kalinya beliau sakit kemudian memetik sehelai daun secara spontanitas tanpa diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah Sang Penyembuh maka ketika itu sakitnya tidak sembuh . </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>C. Metoda Pengobatan Nabi Muhammad SAW</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya tidak lepas tingkah lakunya dari Al Qur'an karena beliau dijadikan sebagai suri tauladan yang baik untuk semua manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Firman Allah :" Sesungguhnya pada diri Rasul itu ada terdapat suri tauladan yang baik untuk kamu ,bagi orang-orang yang mengharapkan Rahmat dan hari kemudian dan yang banyak yang memuja Allah " ( Al Ahzab : 21) . Kata Imam Ali :" Sesungguhnya semua tingkah laku Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur'an ".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>1. Ruqyah</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ruqyah atau yang kita kenal dengan jampi-jampi merupakan salah satu cara pengobatan yang pernah diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammmad SAW. Ketika Rasullulloh sakit maka datang Malaikat Jibril mendekati tubuh beliau yang sangat indah kemudian Jibril membacakan salah satu doa sambil ditiupkan ketubuh Nabi, seketika itu Beliau sembuh.inilah doanya " BismIlahi arqiika minkulli syai-in yu'dziika minsyarri kulli nafsin au-ainiasadin Alloohu yasyfiika bismIlahi arqiika ". Ada tiga cara yang dilakukan Nabi dalam Ruqyah:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>1. 1. Nafats. </b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nafats yaitu membaca ayat Al Qur'an atau doa kemudian ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian diusapkan keseluruh badan pasien yang sakit. Dalam satu riwayat bahwasanya Nabi Muhammmad SAW apabila beliau sakit maka membaca "Al-muawwidzat" yaitu tiga surat Al Qur'an yang diawali dengan kata " A'udzu " Yaitu : surat An Nas, Al Falaq dan Al Ikhlas kemudian ditiupkan pada dua telapak tangannya lalu diusapkan keseluruh badan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>1. 2. Air liur yang ditempelkan pada tangan kanannya.</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di riwayatkan oleh Bukhari-Muslim : Bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila ada manusia tergores kemudian luka ,maka beliau membaca doa kemudian air liurnya ditempelkan pada tangan kanannya, lalu diusapkan pada luka orang itu.Inilah doanya."ALLAHUMMA ROBBINNAS ADZHABILBAS ISYFI ANTASY-SYAFII LAA SYIFA-A ILLA SYIFA-UKA LAA YUGODIRU SAQOMAN ".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>1. 3. Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan.</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan Utsman bin Abil Ash yang sedang sakit dengan sabdanya: " Letakkanlah tanganmu pada anggota badan yang sakit kemudian bacalah "Basmalah 3x dan A'udzu bi-izzatillah waqudrotihi minsyarrima ajidu wa uhajiru 7x"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>2. Doa Mukjizat</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Banyak do'a-do'a untuk kesembuhan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat-Nya.Antara lain :" Allahumma isyfi abdaka yan-ulaka aduwwan aw yamsyi laka ila sholaah " </div><div style="text-align: justify;">. </div><div style="text-align: justify;"><b>3. Dengan Memakai Madu.</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana Ayat diatas bahwa madu Allah jadikan sebagai obat maka Rasululloh menggunakan madu untuk mengobati salah satu keluarga shahabat yang sedanga sakit .Dalam satu riwayat, ada shahabat datang kepada Nabi SAW memberitahukan anaknya sedang sakit, kemudian Nabi menyuruh orang itu meminumkan anaknya madu asli sambil membaca doa. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>C. Metoda Pengobatan Hukama ( Ahli Hikmah )</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ahli Hikmah adalah orang-orang shalih yang diberikan oleh Allah ilmu dan Karomah sehingga dia tahu rahasia Allah. Para Ahli Hikmah umumnya dijadikan sebagai Thabib ( Dokter ) atau Paranormal oleh kebanyakan orang karena mereka mendapat bimbingan langsung dari Allah. " Allah SWT memberikan Al-Hikmah (kebijaksanaan) kepada orang yang dikehendaki ". Barangsiapa yang diberinya Al-Hikmah maka ia mendapat banyak kebaikkan. Hanya orang-orang yang mau berfikir yang dapat mengambil pelajaran" ( Al-Baqarah :269 ) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>1. Ruqyah ( Jampi-jampi )</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ruqyah yang diajarkan malaikat Jibril kepada Nabi dan yang dilakukan oleh Nabi. Lain dengan ruqyah yang dilakukan oleh Hukama, tetapi doa yang mereka gunakan pengertiannya sama. Para ahli Hikmah apabila mengobati seseorang dengan cara ruqyah dengan membaca ayat Al Qur'an atau doa kemudian ditiupkan kedalam air yang nantinya air itu diminum oleh si Pasien. Salah satu contoh bacaan ruqyah Hukama : Membaca Al-Fatihah untuk Nabi, keluarga, shahabat dan para wali seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani, kemudian membaca doa untuk kesembuhan . </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>2. Wafaq</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wafaq ialah ayat Al Qur'an, Asma Allah, zikir atau doa yang ditulis diatas benda seperti kertas, kain yang dijadikan sebagai media pengobatan atau lainnya oleh para Ahli hikmah. Salah satu contoh : Wafaq untuk orang yang sakit hati (Liver) ditulis pada gelas putih kemudian diisi air lalu diminumkan. Insya Allah sembuh. (Tulis huruf Ha besar 2 kali dan huruf Ain 6 kal</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-60942531779968849582011-08-19T22:55:00.000-07:002011-08-19T23:21:10.920-07:00LAILATUL - QADAR<div style="text-align: justify;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjStdBf56nGy9__5nKWGfTTeFRCBpqq5f7JqT_iXGZf1PUV9hBU8KFpIJ_JbCnL9BWsfFG-HcVvDOlIdW0sibwyTQWV-3GXLGkhTfff8KHXpQAG7KovHqrY53yQM8RKUp5QJkwSXY0iAQwq/s1600/lailatul.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjStdBf56nGy9__5nKWGfTTeFRCBpqq5f7JqT_iXGZf1PUV9hBU8KFpIJ_JbCnL9BWsfFG-HcVvDOlIdW0sibwyTQWV-3GXLGkhTfff8KHXpQAG7KovHqrY53yQM8RKUp5QJkwSXY0iAQwq/s1600/lailatul.jpg" /></a></div><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">"Carilah dengan segala upayamu malam Lailatul - Qadar pada malam-malam yang ganjil daripada 10 akhir dalam Ramadan"</span></b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">-<i>Hadis riwayat Iman Bukhari r.a.</i> Mengapa kita harus mencari Lailatul-Qadar? Jawabnya ialah kerana malam itu satu-satunya malam yang penuh keberkatan dan amal ibadat ketika itu mempunyai nilai pahala yang lebih baik daripada 1000 bulan (kira-kira 83 tahun 3 bulan).</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Pada malam tersebut dengan izin Allah, para malaikat dan Jibril dari Sidratul Muntaha akan turun kebumi untuk bertemu dengan orang yang beriktikaf, sholat, bertasbih, bertahmid dan bertakbir memohan kebaikan daripada Allah Taala. Para malaikat akan mengaminkan doa mereka itu. Merupakan detik-detik keemasan yang menjanjikan sinar kegemilangan individu muslim untuk merebut syurga Allah dalam kehidupan kekal abadi yaitu di akhirat.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sianaran matahari esoknya tunduk akur menahan sinaran cahaya malaikat yang sedang bergegas menuju kelangit setelah berhimpun dipelosok bumi pada malam Lailatul-Qadar.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">"Pada malam itu, turun para malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara</span></b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun berikutnya)'-<i>(Surah al-Qadar)</i>.<b>Malam itu penuh dengan kesejahteraan hingga terbit fajar </b><i>(Surah al-Qadar)</i>. Dalam hubungan ini Rasaulullah s.a.w bersabda : <b>"Pada tiap- tiap malam Lailatul-Qadar itu, Allah menurunkan rahmat yang meliputi sekelian mukmin di atas muka bumi ini dari timur ke barat. Selebihnya diperintahkan Allah kepada Jibril agar diberikan kepada bayi yang lahir pada malam itu oleh ibu yang Islam atau Kafir"</b>.<i> ( Kitab Durrah al - Nasihin ).</i></span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Kebanyakan ulama berpendapat, Lailatul-Qadar ialah malam mula diturunkan al- Quran, yaitu pada 17 Ramadan tahun ke 40 setelah Nabi Muhammad dilahirkan. Rasulullah bersabda :<b> "Lailatul Qadar dikurniakan ke atas umatku dan tidak kepada umat lain"</b>-<i> Hadis riwayat Anas r.a.</i> Rasulullah pernah memikirkan mengenai umur umatnya yang pendek berbanding umat nabi-nabi yang lain (Sekitar 60-70 tahun jarang yang lebih daripada itu). Dengan rahmat Allah dikurniakanNya malam Lailatul-Qadar yang penuh keberkatan itu terlebih baik daripada 1000 bulan.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hadis lain menyatakan suatu ketika Rasulullah menceritakan dari Jibril kepada para sahabat mengenai seorang yang sangat soleh menghabiskan masa berjihad selama hampir 1000 bulan iaitu pemuda bani Israel bernama Syarm'un al-Ghazi. Hanya bersenjatakan kulit unta Syarm'un dengan mudah menewaskan musuh. Bila haus ketika berjuang Allah terbitkan air yang segar di celah-celah giginya dan ketika lapar Allah tumbuhkan tumbuhan sekelilingnya.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Kaum kafir sangat memusuhinya dan akhirnya memperalat isterinya dengan tawaran rasuah yang tinggi. Ketika Syarm'un sedang tidur, isterinya mengikat dengan seutas rantai besi namun sebanyak dua kali gagal. Pahlawan Islam ini mempunyai kekuatan luar biasa hingga dapat memutuskan rantai tersebut dengan mudah malah cubaan ketiga juga gagal.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Akhirnya Syarm'un memberitahukan rahsia kekuatannya kepada isterinya yang disangka tiada apa-apa. "Tiada sesiapa dapat memudaratkan diriku kecuali dengan izin Allah dan tiada siapa dapat mengalahkan aku kecuali dengan sehelai rambutku!" Dedahan ini memerangkap dirinya. Beliau tidak dapat melepaskan diri apabila diikat dengan sehelai rambutnya. Kesempatan ini diambil oleh musuhnya menyiksanya sebelum dibunuh. Berbagai seksaan dilakukan pada pemuda ini, matanya dikorek, telinganya dipotong dan tubuhnya diikat pada sebatang tiang rumah ditikam-tikam dengan senjata tajam.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Allah mengilhamkan Syarm'un supaya memohon perlindungan dariNya. Lalu pemuda itu memohon agar dapat menggoyangkan tiang supaya dapat merobohkan rumah dan menimpa musuh yang hendak membunuhnya. Doa Syarm'un dimakbulkan dan dia dapat kekuatan yang luar biasa hingga dapat menggoyangkan tiang yang teguh itu dan membunuh musuh-musuhnya termasuk isterinya ditimpa runtuhan.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dengan kuasa Allah s.w.t. tubuh Syarm'un yang cedera juga turut pulih serta merta. Syarm'um kemudiannya berpuasa selama hampir 1,000 bulan lagi bagi membalas pertolongan Allah yang menyelamatkan nyawanya. Perjuangan Syarm'un dan kekuatan imannya sungguh luar biasa begitu mengharukan Rasulullah dan para sahabat berdukacita kerana tidak dapat mencapai ganjaran seperti itu. Mereka bertanya akan ganjaran yang diberikan Allah kepada pemuda itu. Baginda menjawab tidak tahu, lalu Allah menurunkan Surah al-Qadar. Anugerah malam Lailatul-Qadar dengan menghidupkan malamnya mempunyai ganjaran melebihi 1,000 bulan, tidak perlu melakukan jihad sehebat Syarm'un.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Membaca satu ayat al-Quran pada malam Lailatul-Qadar lebih disukai oleh Allah berbanding membaca seluruh al-Quran hingga khatam pada malam-malam lain. Perbualan nabi Musa a.s yang terkenal suka berdialog dengan Allah.</span></div><ul><li><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Nabi Musa a.s: <b>"Ya Allah aku ingin mendekatiMu?"</b></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Allah<b>: "Apabila engkau menghidupkan malam Lailatul-Qadar!"</b></span><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Nabi Musa a.s: <b>"Ya Allah aku ingin RahmatMu?"</b></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Allah: <b>"Rahmat dan belas ikhsanKu kepada mereka yang menghidupkan malam Lailatul-Qadar!"</b></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Nabi Musa a.s: <b>"Ya Allah aku ingin melintasi Titian Siratul Mustaqim selaju kilat"</b></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Allah: <b>"Hanya jika engkau menghidupkan malam Lailatul-Qadar"</b></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Nabi Musa a.s: <b>"Ya Allah aku ingin duduk dibawah pohon syurgaMu dan menikmati buah-buahannya?"</b></span><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Allah: <b>"Dirikanlah ibadat pada malam Lailatul-Qadar!"</b></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></li>
<li><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Nabi Musa a.s:<b> "Ya Allah aku ingin selamat daripada api neraka?"</b></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></li>
<li><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Allah:<b> "Wahai Musa, carilah keberkatan pada malam Lailatul-Qadar!"</b></span></li>
</ul><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Setiap malaikat mendoakan umat yang bermunajat, itulah kelebihan umat Muhammmad antaranya diampunkan dosa-dosanya pada malam Lailatul-Qadar belum pernah terjadi kepada umat lain sebelum ini. Disamping doa dan harapan kita umat Islam untuk mendapat kesejahteraan hidup, rezki yang berkat, ilmu yang bernafaat, kesihatan yang baik dan sebagainya tiada hijab untuk Allah menrima dan memakbulkannya. Melainkan empat orang yang tiada diampunkan dosanya yaitu:</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="NumberList" style="margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Orang yang kekal minum arak.</span></div><div class="NumberList" style="margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Orang yang derhaka kepada ibubapanya.</span></div><div class="NumberList" style="margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Orang yang memutuskan silaturahim.</span></div><div class="NumberList" style="margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Orang yang tidak bercakap dengan saudaranya lebih 3 hari.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Lailatul-Qadar membawa makna Malam Kemuliaan dan Kebesaran iaitu malam terkumpulnya keseluruhan al-Quran di Lauhul-Mahfuz sebelum diturunkan secara berperingkat-peringkat selama 23 tahun. Surah Ad-Dhukaan ayat kedua juga di sebut mengenai kemuliaan al-Quran yang diturunkan pada malam Lailatul-Qadar:</span><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> "Demi al-Quran! Kitab yang menerangkan kebenaran. Sesungguh Kami telah menurunkan al-Quran itu pada malam yang berkat...</span></b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">(Kami menurunkan al-Quran pada malam berkat itu dijelaskan malaikat tiap-tiap perkara yang mengandungi hikmat serta tetap berlaku), tidak bertukar atau berubah. </span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Satu lagi hadis menceritakan mengenai beberapa orang bani Israel menghabiskan masanya lebih 80 tahun menyembah Allah s. w. t. Mereka ialah Nabi Ayub, Nabi Zakaria dan Nabi Yusya. Mendengar itu sahabat Rasulullah s.a w. takjub dan bertanya bagaimana cara untuk menyaingi mereka itu, lalu Rasulullah bacakan Surah al-Qadar.</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ibnu Hazam berpendapat:-</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="Bullet1" style="margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><ul><li><span style="font-family: Symbol;"></span><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Jika bulan Ramadan 29 hari - maka 10 hari terakhir bermula malam ke 20, maka Lailatul-Qadar jatuh pada malam yang genap.</span></b><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></b></li>
<li><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Jika Ramadan genap 30 hari - maka 10 hari terakhir bermula malam ke 21, maka Lailatul-Qadar jatuh pada malam yang ganjil</span></b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">.</span></li>
</ul></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Lailatul-Qadar adalah kurniaan Allah s.w.t kepada umat Muhammad s.a.w. yang tidak ternilai fadhilatnya. Ini ada kaitan dengan umur manusia di zaman akhir ini (Umat Muhammad).</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Jibril a.s. berkata kepada Rasulullah s.a.w.<b>" Ya Muhammad, tahukah engkau kenapa singkat umur umatmu?"</b>Tanpa menunggu jawapan, Jibril a.s sendiri menjawab pertanyaan itu<b> " Sebabnya supaya mereka tidak berpanjangan melakukan maksiat ....".</b> </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Lailatul-Qadar hanya satu malam sahaja dalam malam bulan Ramadhan.<b> </b></span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="NumberList" style="margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><ul><li><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"></span><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ulama sependapat mengenai tarikhnya, namun kebanyakkan menyatakan tarikhnya ialah pada malam 27 Ramadhan ( Malam 7 likur ).</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></b></li>
<li><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Iman Syafie r. a. menyatakan Lailatul - Qadar pada malam 21 Ramadan dan lain-lain ulama menyatakan pada malam 23, 25 dan 29 Ramadhan.</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></b></li>
<li><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Ada</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> yang menyatakan daripada 10 malam akhir Ramadhan samada malam yang ganjil atau genap.</span></b></li>
</ul></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sahibul-Tanbih r a. menyatakan,<b> Lailatul-Qadar jatuh pada malam 27 Ramadhan berdasarkan jumlah huruf kalimah Lailatul-Qadar (Dalam tulisan al-Quran) iaitu jumlahnya 9 didharabkan dengan 3 (Kerana disebut 3 kali dalam asurah berkenaan) lalu dapat 27.</b></span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mengikut Ibnu Abu Hurairah r.a., Abu al-Hassan menyatakan sejak baligh dia tidak pernah luput dapat menemui malam Lailatul-Qadar itu berdasarkan hari awal Ramadhan seperti berikut :-</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="Bullet1" style="margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><ul><li><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hari Ahad dan Rabu maka Lailatul- Qadar pada malam ke 29 Ramadhan</span></b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">.</span><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></b></li>
<li><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hari Isnin maka Lailatul- Qadar pada malam ke 21 Ramadhan.</span></b><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></b></li>
<li><b><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hari Selasa dan Jumaat maka Lailatul- Qadar pada malam ke 27 Ramadhan.</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></b></li>
<li><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hari Khamis maka Lailatul- Qadar pada malam ke 25 Ramadhan.</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></b></li>
<li><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Hari Sabtu maka Lailatul- Qadar pada malam ke 23 Ramadhan.</span></b></li>
</ul></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Diriwayatkan oleh Aisyah r.a. <b>"Sesiapa menghidupkan (Beribadat sepanjang malam) malam Lailatul-Qadar dan mendirikan sembahyang dua rakaat, kemudian memohon keampunan daripada Tuhannya, maka diampunkan dia oleh Allah Taala dan di masukkan kedalam rahmatNya, kemudian disapukan dia oleh Jibril a.s. dengan dua sayapnya. Barangsiapa disapu oleh Jibril dengan sayapnya maka didalam syurgalah tempatnya.....".</b></span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Dalam riwayat lain,<b>"Sesiapa mendirikan sembahyang empat rakaat dengan membaca surah al-Fatihah, al-Kauthar dan al-Ikhlas tiga kali, dimudahkan menghadapi sakratul maut, dikecualikan daripada azab kubur dan dikurniakan empat tiang daripada nur tiap- tiap satunya terdiri 1000 mahligai".</b></span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Lantas dirikanlah:</span></b></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="NumberList" style="margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><ol><li><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sholat sunat 2 rakaat, setiap kalinya dibaca surah Fatihah 1x dan surah al-Ikhlas 7x.</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></li>
<li><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Diikuti bacaan istigfar <b>(Astaghfirullahal azim wa atubuilaihi)</b>, zikrullah <b>(La ilaha illallah, Allahu akbar)</b>, bertasbih <b>(Subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar wala haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'azim)</b>, selawat <b>(Allahumma sholli'ala saidina Muhammad)</b>.</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></li>
<li><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sholat sunat tahajjud.</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></li>
<li><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Sholat sunat tasbih.</span></li>
<li><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang bertemu Lailatul-Qadar akan terus dingin badannya kerana dihampiri dan disalami oleh para ,alaikat, hendaklah segera membaca: <b>"Allahumma innaka 'afuwwun karim tuhibbul 'afwa fa'fu anni waghfirli"</b>.</span></li>
</ol></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Membaca surah al-Qadar 7x selepas sembahyang Isyak akan menjauhkan kita dari malapetaka. Tidak menjadi alasan wanita yang haid, walaupun uzur hendaklah memperbanyakkan: Doa, Beristighfar, Bertasbih, Bertahmid, Bertakbir, Bersedekah, Menjaga marah dan akhlak, Sentiasa berada dalam keredaan suami (bagi yang berkahwin), Sentiasa berada dalam keredaan ibu bapa (bagi yang tidak berkahwin).</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Apabila berakhirnya bulan Ramadhan , menangislah wali-wali Allah, menagislah tujuh petala langit dan tujuh petala bumi dan segala malaikat kerana berlalu pergi bulan itu. </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Berlalulah segala kelebihannya:</span></div><div class="DefaultText" style="text-align: justify;"></div><div class="Bullet1" style="margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><ol><li><span style="font-family: "LotusWP Type";"></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Bulan yang dilipatgandakan pahala dan ganjaran.</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> </span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Bulan yang mudah Allah ampunkan taubat hamba-hambaNya.</span></li>
<li><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Bulan yang banyak sekali diturunkan rahmat ke semesta alam dan</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">.</span></li>
<li><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Bulan yang terdapat padanya<b> MALAM LAILATUL-QADAR!</b></span></li>
</ol></div><div style="text-align: justify;"></div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-10343178225834366912011-08-13T18:59:00.000-07:002011-08-13T18:59:34.889-07:00Sudah Sedemikian Keraskah Hati Ini?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI9n8Pm6Z8qs5txRjXFFTAaWoNvfmNK8PqtwyoQxW2Bl1Q7mJDuOmPccXiwrDFUYv52uS1-scpB4A-bCqtRif-wnGhyDfR9OIy50WId-yQIsWKo_czbwb73EpxSw7p1sd8OW0Q00BeN29V/s1600/hati.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI9n8Pm6Z8qs5txRjXFFTAaWoNvfmNK8PqtwyoQxW2Bl1Q7mJDuOmPccXiwrDFUYv52uS1-scpB4A-bCqtRif-wnGhyDfR9OIy50WId-yQIsWKo_czbwb73EpxSw7p1sd8OW0Q00BeN29V/s1600/hati.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Di dalam perjalanan menuju kantor, saya terlelap menikmati sejuknya udara dalam bis. Tak terasa hingga kondektur bis membangunkanku untuk menagih ongkos, dengan mataku yang masih merejap kuulurkan sejumlah uang untuk membayar ongkos bis. Dan ... samar mataku menangkap sosok seorang ibu setengah baya berdiri tak jauh dari tempatku duduk. Tapi, rasa kantuk dan lelah ku mengalahkan niat baik untuk memberikan tempat duduk untuk ibu tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Turun dari bis, baru lah sisi baik hati ini bergumam, "Andai saya berikan tempat duduk kepada ibu tadi, mungkin pagi hari ini keberkahan bias kuraih". "Siapa tahu ridha Allah untuk ku di hari ini dari doa dan terima kasih ibu itu jika saja kuberikan tempat dudukku ..." Ah, kenapa baru kemudian diri ini menyesal?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semalam dalam perjalanan pulang dengan kereta api, duduk di hadapan saya seorang bapak berusia 40-an. Lewat seorang penjual air minum kemasan, dan ia segera menyetopnya untuk membeli. Tangan kirinya memegang segelas air minum kemasan sementara tangan satunya merogoh-rogoh kantongnya. Sesaat ia memperhatikan beberapa keping yang ia mampu raih dari bagian terdalam kantongnya, ternyata ... ia mengembalikan segelas air minum kemasan yang sudah digenggamnya kepada penjual air sambil menahan rasa hausnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya yang sedari tadi di depan bapak itu hanya bisa menjadikan serangkaian adegan itu sebagai tontonan. Tidak ada tawaran kebaikan keluar dari mulut ini untuk membelikannya air minum, meski di kantong saya terdapat sejumlah uang yang bahkan bisa untuk membeli dua dus air minum kemasan! Bayangkan, cuma 500 rupiah yang dibutuhkan bapak itu tapi hati ini tak juga tergerak?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemarin, sebelum Isya, juga dalam perjalanan pulang. Hanya berjarak 200 meter dari kantor, saya melewati pemandangan yang menyentuh hati. Di pinggir jalan Wijaya, Jakarta Selatan, sekeluarga pemulung tengah menikmati penganan kecil berbuka puasa mereka. Suami, istri beserta dua anaknya itu tetap lahap meski yang mereka nikmati hanya sebungkus kue -entah pemberian siapa. Sempat langkah ini terhenti setelah tujuh atau delapan langkah melewati mereka, sempat pula saya berpikir untuk menghampiri keluarga itu untuk sekadar mengajak mereka makan. Tapi ... bayangan ingin segera bertemu keluarga di rumah mengalihkan langkahku untuk meneruskan perjalanan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Padahal, dengan uang yang saya miliki saat itu, sepuluh bungkus nasi goreng pun bisa saya belikan. Apalagi jumlah mereka hanya empat kepala. Dan kalau pun harus tergesa-gesa, toh semestinya saya bisa memberikan sejumlah uang untuk makan mereka malam itu, atau juga untuk sahur esok hari. Duh,kenapa kaki ini justru meneruskan langkah sekadar untuk memburu kecupan kedua putriku sebelum mereka tidur?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi ini. Saya coba renungi semua perjalanan hidup ini. Ya Tuhan, sudah sedemikian keras kah hati ini? Sehingga tanpa rasa berdosa kulewatkan begitu banyak kesempatan berbuat baik. Bukankah selama ini saya selalu berdoa agar Engkau memberikanku kemudahan untuk berbuat baik terhadap sesama? Tetapi ketika Engkau berikan jalan itu, aku malah melewatkannya. Berikan kesempatan itu lagi untukku, Tuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bayu Gautama</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-84584091622144997212011-08-13T18:30:00.000-07:002011-08-13T18:30:10.300-07:00Zuhud<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI58o__qAaH4ZyPo1yeBmzrwTjMGwO5kcXYtFZ1qXzJEmYMRD8xeE4rSZg9NP6loAqGIYXe4r226YjhTwltQcd142Q1OGNYZHfANIuvP5iItD4V-gfvIsYS7P4yvoBHat3TkMYNdC92uQs/s1600/aa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI58o__qAaH4ZyPo1yeBmzrwTjMGwO5kcXYtFZ1qXzJEmYMRD8xeE4rSZg9NP6loAqGIYXe4r226YjhTwltQcd142Q1OGNYZHfANIuvP5iItD4V-gfvIsYS7P4yvoBHat3TkMYNdC92uQs/s1600/aa.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">K.H. Abdullah Gymnastiar</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Ada empat tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya :</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama,</b> orang berharta dan memperlihatkan hartanya. Orang seperti ini biasanya mewah gaya hidupnya, untung perilakunya ini masih sesuai dengan penghasilannya, sehingga secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia akan menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang dianggap tak selevel dengan dia. Apalagi kalau bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat atau mengeluarkan sedekah. Sebaliknya, ia akan terangkat kemuliaannya dengan kekayaannya itu jikalau ia rendah hati dan dermawan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua,</b> orang yang tidak berharta banyak, tapi ingin kelihatan berharta. Gaya hidup mewahnya sebenarnya diluar kemampuannya, hal ini karena ia ingin selalu tampil lebih daripada kenyataan. Tidaklah aneh bila keadaan finansialnya lebih besar pasak daripada tiang. Nampaknya, orang seperti ini benar-benar tahu seni menyiksa diri. Hidupnya amat menderita, dan sudah barang tentu ia menjadi hina dan bahkan menjadi bahan tertawaan orang lain yang mengetahui keadaan yang sebenarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga,</b> orang tak berharta tapi berhasil hidup bersahaja. Orang seperti ini tidak terlalu pening dalam menjalani hidup karena tak tersiksa oleh keinginan, tak ruwet oleh pujian dan penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun sederhana saja. Dia akan hina kalau menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tidak tahu diri. Namun tetap juga berpeluang menjadi mulia jikalau sangat menjaga kehormatan dirinya dengan tidak menunjukan berharap dikasihani, tak menunjukan kemiskinannya, tegar, dan memiliki harga diri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat,</b> orang yang berharta tapi hidup bersahaja. Inilah orang yang mulia dan memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan namun berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan tertutup peluang menjadi sombong, serta takabur plus riya. Dan yang lebih menawan akan menjadi contoh kebaikan yang tidak habis-habisnya untuk menjadi bahan pembicaraan. Memang aneh tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta tapi mampu hidup bersahaja (tentu tanpa kikir). Sungguh ia akan punya pesona kemuliaan tersendiri. Pribadinya yang lebih kaya dan lebih berharga dibanding seluruh harta yang dimilikinya, subhanallaah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Perlu kita pahami bahwa zuhud terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-hal yang bersifat duniawi, semacam harta benda dan kekayaan lainnya, melainkan kita lebih yakin dengan apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tangan makhluk. Bagi orang yang zuhud terhadap dunia, sebanyak apapun harta yang dimiliki, sama sekali tidak akan membuat hatinya merasa tenteram, karena ketenteraman yang hakiki adalah ketika kita yakin dengan janji dan jaminan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Andaikata kita merasa lebih tenteram dengan sejumlah tabungan di bank, saham di sejumlah perusahaan ternama, real estate investasi di sejumlah kompleks perumahan mewah, atau sejumlah perusahaan multi nasional yang dimiliki, maka ini berarti kita belum zuhud. Seberapa besar pun uang tabungan kita, seberapa banyak saham pun yang dimiliki, sebanyak apapun asset yang dikuasai, seharusnya kita tidak lebih merasa tenteram dengan jaminan mereka atau siapapun. Karena, semua itu tidak akan datang kepada kita, kecuali ijin Allah. Dia-lah Maha Pemilik apapun yang ada di dunia ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Begitulah. Orang yang zuhud terhadap dunia melihat apapun yang dimilikinya tidak mejadi jaminan. Ia lebih suka dengan jaminan Allah karena walaupun tidak tampak dan tidak tertulis, tetapi Dia Mahatahu akan segala kebutuhan kita, dan bahkan, lebih tahu dari kita sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada dan tiadanya dunia di sisi kita hendaknya jangan sampai menggoyahkan batin. Karenanya, mulailah melihat dunia ini dengan sangat biasa-biasa saja. Adanya tidak membuat bangga, tiadanya tidak membuat sengsara. Seperti halnya seorang tukang parkir. Ya tukang parkir. Ada hal yang menarik untuk diperhatikan sebagai perumpamaan dari tukang parkir. Mengapa mereka tidak menjadi sombong padahal begitu banyak dan beraneka ragam jenis mobil yang ada di pelataran parkirnya? Bahkan, walaupun berganti-ganti setiap saat dengan yang lebih bagus ataupun dengan yang lebih sederhana sekalipun, tidak mempengaruhi kepribadiannya!? Dia senantiasa bersikap biasa-biasa saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Luar biasa tukang parkir ini. Jarang ada tukang parkir yang petantang petenteng memamerkan mobil-mobil yang ada di lahan parkirnya. Lain waktu, ketika mobil-mobil itu satu persatu meninggalkan lahan parkirnya, bahkan sampai kosong ludes sama sekali, tidak menjadikan ia stress. Kenapa sampai demikian? Tiada lain, karena tukang parkir ini tidak merasa memiliki, melainkan merasa dititipi. Ini rumusnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seharusnya begitulah sikap kita akan dunia ini. Punya harta melimpah, deposito jutaan rupiah, mobil keluaran terbaru paling mewah, tidak menjadi sombong sikap kita karenanya. Begitu juga sebaliknya, ketika harta diambil, jabatan dicopot, mobil dicuri, tidak menjadi stress dan putus asa. Semuanya biasa-biasa saja. Bukankah semuanya hanya titipan saja? Suka-suka yang menitipkan, mau diambil sampai habis tandas sekalipun, silahkan saja, persoalannya kita hanya dititipi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "Melakukan zuhud dalam kehidupan dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula dengan memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah. Dan hendaknya engkau bergembira memperoleh pahala musibah yang sedang menimpamu walaupun musibah itu akan tetap menimpamu." (HR. Ahmad).</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-90472382507975250172011-08-06T22:15:00.000-07:002011-08-06T22:15:24.585-07:00Abu Bakar Asy Syiddiq<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU18IrCYdBy-dj94Oj1g5BCy5tWY58mcNkuqJ_5V1vdAEjTJJwccCMRhC6aqB82rs2iBt2nJ9nBJ_Ijrx5yZAA3ieP2rU3lpYlEGyYTr3tP7T5JiBCUlDl0SQkT4dD28k17w665pZpo3Xk/s1600/abu+bakar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU18IrCYdBy-dj94Oj1g5BCy5tWY58mcNkuqJ_5V1vdAEjTJJwccCMRhC6aqB82rs2iBt2nJ9nBJ_Ijrx5yZAA3ieP2rU3lpYlEGyYTr3tP7T5JiBCUlDl0SQkT4dD28k17w665pZpo3Xk/s1600/abu+bakar.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>Arti nama</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Abu Bakar berarti 'ayah si gadis', yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya atau nama panggilan ayahnya). Nabi Muhammad SAW juga memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar'), sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Memeluk Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Abu Bakar dilahirkan di Mekkah dari keturunan Bani Taim, suku bangsa Quraish. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Awalnya ia dikenal dengan nama Abdul Ka'bah (pelayan Ka'bah), setelah memeluk Islam ia menggunakan nama Abdullah (pelayan Tuhan). Namun, ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar (dari bahasa arab Bakr yang berarti unta muda) karena minatnya dalam berternak unta.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Era bersama Nabi</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain :</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">* Bilal bin Rabah</div><div style="text-align: justify;">* Abu Fakih</div><div style="text-align: justify;">* Ammar</div><div style="text-align: justify;">* Abu Fuhaira</div><div style="text-align: justify;">* Lubainah</div><div style="text-align: justify;">* An Nahdiah</div><div style="text-align: justify;">* Ummu Ubays</div><div style="text-align: justify;">* Zinnira</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad SAW pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Menjadi Khalifah</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musnyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek yang sangat kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum sunni dan syi'ah. Di satu sisi kaum syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah SAW sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Rasulullah mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin.sementara muslim syi'ah berpendapat kalau rosulullah saw dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan,minum,tidur,dll,tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir.dan juga banyak hadits di sunni maupun syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal rosulullah saw,serta jumlah pemimpin islam yang dua belas.kalau memang musyawarah kenapa tidak menampilkan tokoh bani hasyim,dan cobalah kita simak kembali jalan musyawarah di saqifah bani sa'idah.kalau memang penunjukkan pemimpin dengan musyawarah,bagaimana dengan kholifah umar yang memimpin dengan wasiat kholifah abu bakar,atau kenapa kholifah mu'awiyah merubahnya menjadi kerajaan monarki,dan kenapa dibenarkan khilafah abbasiah yang menggantikan khilafah bani umayah dengan pemberontakan dan peperangan.mungkin kita harus lebih dalam lagi membaca sejarah islam dengan refrensi lengkap. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma,mengingat beliau berbaiat setelah sepeninggal fatimah istri beliau yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Perang Ridda</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Ridda. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW.Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Ekspedisi ke utara</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke suriah juga meraih sukses.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Qur'an</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghapal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghapal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah team yang diketuai oleh shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an hingga yang dikenal hingga saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Kematian</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah.Abu Bakar dimakamkan di Masjid Nabawi, di samping makam Rasulullah SAW dan Umar bin Khattab.</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-86860644727435365512011-07-29T13:23:00.000-07:002011-07-29T13:28:51.725-07:00KHOTBAH RASULULLAH SAW MENJELANG RAMADHAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVa19iUQ1mqyeCCcA3cnNAi2ceTIXqaTGIBUyPTQSOIEXQVQVFeoq8oMVd2oWPdjMldUzHKK4iMgDRzSa7QauKs6pSuLa6earlC8CIMO20RVlWy3ps5WmJo4FbOJSWh6CCHT21yfBAQCyc/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVa19iUQ1mqyeCCcA3cnNAi2ceTIXqaTGIBUyPTQSOIEXQVQVFeoq8oMVd2oWPdjMldUzHKK4iMgDRzSa7QauKs6pSuLa6earlC8CIMO20RVlWy3ps5WmJo4FbOJSWh6CCHT21yfBAQCyc/s1600/images.jpg" /></a></div><div style="color: white; text-align: justify;">Kaum Muslimin, para pembaca yang dimuliakan oleh Allah, pernahkah kita sekalian membaca khotbah yang disampaikan oleh makhluk paling mulia sejagad, RasuluLlah Muhammad SAW? Marilah kita baca dan resapi dengan khitmad tentang khotbah Rasul SAW berikut ini. Kita sediakan waktu khusus, kita hadirkan diri kita masing-masing seolah-olah kita berada pada sebuah jamuan mulia bersama para sahabat RA yang mulia di dalam menyambut seruan mulia bulan yang suci nan mulia ini. Berikut kutipan terjemahannya.</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Khotbah ini diriwayatkan Imam Ali RA.</span></b></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Wahai manusia! sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa berkah, rahmat, dan maghfirah, bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malam di bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya adalah jam yang paling utama. <br />
<br />
Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doa diijabah. Bermohonlah kepada Allah, Rabb-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini. </span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Kenanglah rasa lapar dan hausmu sebagaimana kelaparan dan kehausan pada hari Kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orangtuamu. Sayanglah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan. Jaga lidahmu. Tahan pandangan dari apa yang tidak halal kamu memandangnya. Dan tahan pula <br />
pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya. </span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Kasihinilah anak-anak yatim, niscaya anak-anak yatim akan dikasihini manusia. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa di waktu salatmu karena saat itulah saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya,Dia menyambut ketika mereka memanggil-Nya, dan Dia mengabulkan doa-doa ketika mereka bermunajat kepada-Nya. </span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Wahai manusia! Sesungguhnya diri kalian tergadai karena amal-amal kalian, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban dosamu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah, Allah SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang bersujud, tidak mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul 'Alamin. </span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Wahai manusia! Barangsiapa di antaramu memberi makan untuk berbuka kepada kaum mukmin yang melaksanakan shaum di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Para sahabat bertanya, "Kami semua tidak akan mampu berbuat demikian". Lalu RasuluLlah SAW melanjutkan khotbahnya. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan setitik air. </span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Wahai manusia! Barangsiapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, dia akan berhasil melewati shiraathal mustaqiim, pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barangsiapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya dan membantunya di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaannya di hari Kiamat. </span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Barangsiapa yang menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari berjumpa dengan-Nya, dan barangsiapa yang menyambungkan tali silaturahmi di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Dan barangsiapa yang memutuskan silaturahmi di bulan ini, Allah akan memutuskan dia dari rahmat-Nya. </span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Siapa yang melakukan salat sunnah di bulan Ramadhan, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa yang melakukan salat fardu, baginya ganjaran seperti 70 salat fardu di bulan yang lain. </span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Barang siapa yang memperbanyak salawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barang siapa yang pada bulan ini membaca satu ayat Al-Qur-an, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan Al-Qur-an di bulan-bulan yang lain.</span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu mereka tertutup maka mohonkanlah kepada Rabb-mu agar tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar mereka tidak pernah lagi menguasaimu. </span></div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: white; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Lalu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib RA berdiri dan berkata: "Ya RasuluLlah, mal apa yang paling utama di bulan ini". Rasul SAW yang mulia menjawab: "Ya Abul Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah SWT."</span></div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-22220239833040646482011-04-30T07:28:00.000-07:002011-04-30T07:28:02.090-07:00Catatan Harian Seorang Pramugari<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDIf3owaVOfModTkSrqAKif32Eg8yHReOcMKKPU9_FfOENsPiCFbXeA3PmxEo9t3ICnEihVnEDK_uniuiscDjhAQj_ake5BF0Rq46jEv6lWXp7t-_HpQYvPE-0QiS_fhFfp01OM2-ikvX6/s1600/kake.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDIf3owaVOfModTkSrqAKif32Eg8yHReOcMKKPU9_FfOENsPiCFbXeA3PmxEo9t3ICnEihVnEDK_uniuiscDjhAQj_ake5BF0Rq46jEv6lWXp7t-_HpQYvPE-0QiS_fhFfp01OM2-ikvX6/s1600/kake.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa hari yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat. </div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-81966303302992277862011-04-30T07:01:00.000-07:002011-04-30T07:01:26.791-07:00Important Person<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFEW9btK9T9qeuPVskCVIItxfVLbCGHLcZ5ESljSL_v7J9AZQquhFjiuxQD-ZLgwdcInlMB-MAZ0RBla_C4i1uQ8LMwYPS2NEHKoNlPkZjyKdcL5xIVXa7-HwvT4ia3qJisUFR3o0pMP96/s1600/petani.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFEW9btK9T9qeuPVskCVIItxfVLbCGHLcZ5ESljSL_v7J9AZQquhFjiuxQD-ZLgwdcInlMB-MAZ0RBla_C4i1uQ8LMwYPS2NEHKoNlPkZjyKdcL5xIVXa7-HwvT4ia3qJisUFR3o0pMP96/s1600/petani.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Semarang sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta.Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si Pemuda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Oh... Saya mau ke Jakarta terus connecting flight ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua" jawab ibu itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Wouw..... hebat sekali putra ibu, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya Bu?? Bagaimana dengan adik-adiknya??"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Oh ya tentu, si Ibu bercerita : "Anak saya yang ketiga seorang Dokter di Malang, yang keempat Kerja di Perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi Arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi Kepala Cabang Bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ??"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, "Anak saya yang pertama menjadi Petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pemuda itu segera menyahut, "Maaf ya Bu..... kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani "??</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan tersenyum ibu itu menjawab, "Ooo ...tidak tidak begitu nak....Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Today's lesson :</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Everybody in the world is an important person. Open your eyes.... your heart.... your mind.... your point of view....Because we can't make summary before reading "the book" completely.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wise person says:</div><div style="text-align: justify;">The more important thing is not WHO YOU ARE But... WHAT YOU HAVE BEEN DOING</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-37255777649663078662011-04-24T00:25:00.000-07:002011-08-13T18:18:17.864-07:00Bercanda Bersama Rasulullah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhODxfspYs2F7EhZVDQphmFXqQ1VV5bMEcxgRkIm4eut5XuCqFl1V4KFf_0qgqD3qWHfn-0yhSuUrPHqwlro9yL6RbKdm1-xfS2fw0gvoaMi6YEm_fXz0GpcGHR2DH-iRptcsQl-Gf_JTkX/s1600/kaligrafi2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhODxfspYs2F7EhZVDQphmFXqQ1VV5bMEcxgRkIm4eut5XuCqFl1V4KFf_0qgqD3qWHfn-0yhSuUrPHqwlro9yL6RbKdm1-xfS2fw0gvoaMi6YEm_fXz0GpcGHR2DH-iRptcsQl-Gf_JTkX/s1600/kaligrafi2.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Teladan kita, Rasulullah SAW, adalah orang yang senang menebarkan kegembiraan dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Walapun beliau menghadapi berbagai kesusahan yang beraneka ragam, namun beliau juga bergurau dalam batasan tidak berbicara sesuatu kecuali yang haq.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kita dapatkan bahwa Rasulullah SAW di rumahnya juga bergurau dengan isteri-isterinya dan mendengarkan cerita mereka. Sebagaimana diceritakan di dalam haditsnya Ummu Dzar yang terkenal di dalam shahih Bukhari. Kita lihat juga bagaimana perlombaan Nabi SAW dengan ‘Aisyah RA di mana sesekali ‘Aisyah menyalipnya dan sesekali Nabi mendahuluinya, maka Nabi bersabda kepadanya, “Ini dengan itu (satu-satu).”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">‘Aisyah berkata, “Rasulullah SAW dan Saudah binti Zam’ah pernah berada di rumahku, maka aku membuat bubur dan tepung gandum yang dicampur dengan susu dan minyak, kemudian aku hidangkan, dan aku katakan kepada Saudah, ‘Makanlah’</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka Saudah berkata, ‘Saya tidak menyukainya,’</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka aku berkata, ‘Demi Allah benar-benar kamu makan atau aku colekkan bubur itu ke wajahmu,’</div><div style="text-align: justify;">Maka Saudah berkata, ‘Saya tidak mau mencicipinya,’</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka aku (‘Aisyah) mengambil sedikit dari piring, kemudian aku colekkan ke wajahnya. Saat itu Rasulullah SAW menurunkan kepada Saudah kedua lututnya agar mau mengambil dariku, maka aku mengambil dari piring sedikit lalu aku sentuhkan ke wajahku, sehingga akhirnya Rasulullah SAW tersenyum.” (HR. Zubair bin Bakkar di dalam kitabnya “Al Fukahah”)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diriwayatkan juga sesungguhnya Dhahhak bin Sufyan Al Kallabi adalah orang yang berwajah buruk. Ketika dibai’at oleh Nabi SAW maka Nabi bersabda, “Sesungguhnya aku mempunyai dua wanita yang lebih cantik daripada si Merah Delima ini (‘Aisyah),–ini sebelum turun ayat tentang hijab–,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Apakah tidak sebaiknya aku ceraikan salah satunya untukmu, kemudian kamu menikahinya?”</div><div style="text-align: justify;">Saat itu ‘Aisyah sedang duduk mendengarkan, maka Aisyah berkata, ‘Apakah dia lebih baik atau engkau?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka Dhahhak menjawab, “Bahkan saya lebih baik daripada dia dan lebih mulia.”</div><div style="text-align: justify;">Maka Rasulullah SAW tersenyum karena pertanyaan ‘Aisyah kepadanya, karena ia laki-laki yang berwajah buruk.’ (HR. Zubair bin Bakkar di dalam “Al Fukaahah”)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diriwayatkan juga bahwa punggung Rasulullah SAW pernah ditunggangi oleh kedua cucunya Hasan dan Husain ketika masih kecil. Beliau dan kedua cucunya menikmati tanpa rasa berat. Ketika itu ada salah seorang sahabat yang masuk dan melihat pemandangan itu, maka sahabat itu berkata, “Sebaik-baik yang kamu naiki adalah yang kamu naiki berdua.”</div><div style="text-align: justify;">Nabi SAW berkata, “Sebaik-baik yang naik adalah keduanya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjulurkan lidahnya kepada Hasan bin Ali maka anak itu melihat merahnya lidah beliau sehingga ta’ajub dan menarik minatnya lalu ia segera menghampiri beliau”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari Ya’la bin Murrah ia berkata: “Kami keluar bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kami diundang untuk makan. Tiba-tiba Husain sedang bermain di jalan maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam segera (menghampirinya) di hadapan banyak orang. Beliau membentangkan kedua tangannya lalu anak itu lari ke sana kemari sehingga membuat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai beliau (berhasil) memegangnya lalu beliau letakkan salah satu tangannya di bawah dagu anak tersebut dan yang lain di tengah-tengah kepalanya kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menciumnya”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anas berkata, “Abu Talhah pernah mempunyai anak bernama Abu ‘Umair, dan Rasulullah SAW pernah datang kepadanya lalu berkata, ‘Wahai Abu ‘Umair apa yang diperbuat oleh Nughair (burung kecil)?’ Karena anak burung pipit yang dipermainkan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rasulullah SAW juga pernah bergurau dengan nenek-nenek tua yang datang dan berkata, “Doakan aku kepada Allah agar Allah memasukkan aku ke surga.”</div><div style="text-align: justify;">Maka Nabi SAW berkata kepadanya, “Wahai Ummu Fulan! Sesungguhnya surga itu tidak dimasuki orang yang sudah tua.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka wanita tua itu pun menangis, karena ia memahami apa adanya.</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Rasulullah SAW memahamkannya, bahwa ketika dia masuk surga, tidak akan masuk surga sebagai orang yang sudah tua, tetapi berubah menjadi muda belia dan cantik.Lalu Nabi SAW membaca firman Allah SWT:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (wanita-wanita surga) itu dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS Al Waqi’ah: 35-37)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada seorang laki-laki datang ingin dinaikkan unta, maka Nabi bersabda, “Saya tidak akan membawamu kecuali di atas anak unta.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang dapat saya perbuat dengan anak unta?” Ingatannya langsung ke anak unta yang masih kecil.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka Rasulullah SAW bersabda, “Apakah ada unta yang melahirkan kecuali unta juga?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu ketika, Rasulullah saw dan para shahabat ra sedang ifthor. Hidangan pembuka puasa dengan kurma dan air putih. Dalam suasana hangat itu, Ali bin Abi Tholib ra timbul isengnya. Ali ra mengumpulkan kulit kurma-nya dan diletakkan di tempat kulit kurma Rasulullah saw. Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan kalau Rasulullah saw sepertinya sangat lapar dengan adanya kulit kurma yang lebih banyak. Rasulullah saw yang sudah mengetahui keisengan Ali ra segera “membalas” Ali ra dengan mengatakan, “Yang lebih lapar sebenarnya siapa?” (antara Rasulullah saw dan Ali ra). Sedangkan tumpukan kurma milik Ali ra sendiri tak bersisa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Zaid bin Aslam berkata, Ada seorang wanita bernama Ummu Aiman datang ke Rasulullah SAW berkata, “Sesungguhnya suamiku mengundangmu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nabi berkata, “Siapakah dia, apakah dia orang yang matanya ada putih-putihnya?.”</div><div style="text-align: justify;">Ia berkata, “Demi Allah tidak ada di matanya putih-putih!.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka Nabi berkata. “Ya, di matanya ada putih-putih.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka wanita itu berkata, “Tidak, demi Allah.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nabi berkata, “Tidak ada seorang pun kecuali di matanya ada putih-putihnya.”</div><div style="text-align: justify;">(Az-Zubair bin Bakar dalam “Al Fakahah wal Mizah” dan Ibnu Abid-Dunya).</div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud dalam hadits ini adalah putih yang melingkari hitamnya bola mata.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Demikianlah sebagian kisah senda gurau bersama Rasulullah. Beliau hidup bersama para sahabatnya dengan kehidupan yang wajar. Beliau ikut bercanda dan bermain dengan mereka, sebagaimana beliau ikut bersusah-payah bersama mereka</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">– diambil dari berbagai sumber</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-80785876408618282902011-04-24T00:23:00.000-07:002011-04-24T00:23:45.280-07:00Hadits-Hadits yang menerangkan Keutamaan Surat Al-Ikhlas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3kYXaqqDZeHwkOAV09k1zhxoZseguPz6WES4Wf3MVtZTha7RCz8Sk-AnOrMYmbVaH_bA4H3ByefD3HlwEGsDhy4ui7HrqMy6StJGZ2Asb_v9TrDRRYNE7AEexBRydarbySx6emxZyrmZ3/s1600/alikhlas.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3kYXaqqDZeHwkOAV09k1zhxoZseguPz6WES4Wf3MVtZTha7RCz8Sk-AnOrMYmbVaH_bA4H3ByefD3HlwEGsDhy4ui7HrqMy6StJGZ2Asb_v9TrDRRYNE7AEexBRydarbySx6emxZyrmZ3/s200/alikhlas.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Oleh: Abu Abdillah Arief B. bin Usman Rozali</div><div style="text-align: justify;">http://almanhaj.or.id/content/2613/slash/0</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ {1} اللَّهُ الصَّمَدُ {2} لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ {3} وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ {4}</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Katakanlah : Dialah Allah, Yang Maha Esa. (1)</div><div style="text-align: justify;">Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. (2)</div><div style="text-align: justify;">Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, (3)</div><div style="text-align: justify;">dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (4).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana sudah dijelaskan pada tafsir terdahulu</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">KEUTAMAAN SURAT AL IKHLASH SECARA UMUM</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Hadits A’isyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">أَنَّ النَّبِيَّ بَعَثَ رَجُلاً عَلَى سَرِيَّةٍ، وَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ فِي صَلاَتِهِ، فَيَخْتِمُ بِـ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، فَلَمَّا رَجَعُوا، ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ ، فَقَالَ: ((سَلُوْهُ، لأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟))، فَسَأَلُوْهُ، فَقَالَ: لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ : ((أَخْبِرُوْهُ أَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang kepada sekelompok pasukan, dan ketika orang itu mengimami yang lainnya di dalam shalatnya, ia membaca, dan mengakhiri (bacaannya) dengan قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ, maka tatkala mereka kembali pulang, mereka menceritakan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau pun bersabda: “Tanyalah ia, mengapa ia berbuat demikian?” Lalu mereka bertanya kepadanya. Ia pun menjawab: “Karena surat ini (mengandung) sifat ar Rahman, dan aku mencintai untuk membaca surat ini,” lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Beritahu dia, sesungguhnya Allah pun mencintainya”.[1]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">كَانَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءٍ، وَكَانَ كُلَّمَا اِفْتَتَحَ سُوْرَةً يَقْرَأُ بِهَا لَهُمْ فِي الصَّلاَةِ مِمَّا يَقْرَأُ بِهِ، اِفْتَتَحَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، حَتَّى يَفْرَغَ مِنْهَا. ثُمَّ يَقْرَأُ سُوْرَةً أُخْرَى مَعَهَا، وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ. فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ، فَقَالُوا: إِنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ السُّوْرَةِ، ثُمَّ لاَ تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى، فَإِمَّا تَقْرَأُ بِهَا، وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى. فَقَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِهَا، إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ فَعَلْتُ، وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ. وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ أَفْضَلِهِمْ، وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ. فَلَمَّا أَتَاهُمْ النَّبِيُّ n أَخْبَرُوْهُ الخَبَرَ، فَقَالَ: ((يَا فُلاَنُ، مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ؟ وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُوْمِ هَذِهِ السُّوْرَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ؟)) فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّهَا، فَقَالَ: ((حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَـنَّةَ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Seseorang (sahabat) dari al Anshar mengimami (shalat) mereka (para shahabat lainnya) di Masjid Quba. Setiap ia membuka bacaan (di dalam shalatnya), ia membaca sebuah surat dari surat-surat (lainnya) yang ia (selalu) membacanya. Ia membuka bacaan surat di dalam shalatnya dengan قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ, sampai ia selesai membacanya, kemudian ia lanjutkan dengan membaca surat lainnya bersamanya. Ia pun melakukan hal demikan itu di setiap raka’at (shalat)nya. (Akhirnya) para sahabat lainnya berbicara kepadanya, mereka berkata: “Sesungguhnya engkau membuka bacaanmu dengan surat ini, kemudian engkau tidak menganggap hal itu telah cukup bagimu sampai (engkau pun) membaca surat lainnya. Maka, (jika engkau ingin membacanya) bacalah surat itu (saja), atau engkau tidak membacanya dan engkau (hanya boleh) membaca surat lainnya”. Ia berkata: “Aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian suka untuk aku imami kalian dengannya, maka aku lakukan. Namun, jika kalian tidak suka, aku tinggalkan kalian,” dan mereka telah menganggapnya orang yang paling utama di antara mereka, sehingga mereka pun tidak suka jika yang mengimami (shalat) mereka adalah orang selainnya. Sehingga tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, maka mereka pun menceritakan kabar (tentang itu), lalu ia (Nabi) bersabda: “Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan sesuatu yang telah diperintahkan para sahabatmu? Dan apa pula yang membuatmu selalu membaca surat ini di setiap raka’at (shalat)?” Dia menjawab,”Sesungguhnya aku mencintai surat ini,” lalu Rasulullah n bersabda: “Cintamu kepadanya memasukkanmu ke dalam surga”.[2]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">HADITS YANG MENJELASKAN SURAT AL IKHLASH SEBANDING DENGAN SEPERTIGA AL QUR`AN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Hadits Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sesungguhnya seseorang mendengar orang lain membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ dengan mengulang-ulangnya, maka tatkala pagi harinya, ia mendatangi Rasulullah n dan menceritakan hal itu kepadanya, dan seolah-olah orang itu menganggap remeh surat itu, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya surat itu sebanding dengan sepertiga al Qur`an”.[3]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Hadits Abu Sa’id al Khudri Radhiyallahu ‘anhu pula, ia berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">قَالَ النَّبِيُّ لأَصْحَابِهِ: ((أَيُـعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ ثُلُثَ القُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ))، فَـشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ، وَقَالُوا: أَيُّـنَا يُطِيْقُ ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ: ((اللهُ الوَاحِدُ الصَّمَدُ، ثُلُثُ القُرْآنِ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para sahabatnya: “Apakah seseorang dari kalian tidak mampu membaca sepertiga al Qur`an dalam satu malam (saja)?” Hal itu membuat mereka keberatan, (sehingga) mereka pun berkata: “Siapa di antara kami yang mampu melalukan hal itu, wahai Rasulullah?” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allahul Wahidush Shamad (surat al Ikhlash, Red), (adalah) sepertiga al Qur`an”.[4]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3. Hadits Abu ad Darda` Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">عَنِ النَّبِيِّ قَالَ: ((أَيَـعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ فِي لَيْلَةٍ ثُلُثَ القُرْآنِ؟))، قَالُوْا: وَكَيْفَ يَقْرَأُ ثُلُثَ القُرْآنِ؟ قَالَ: ((قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda: “Apakah seseorang dari kalian tidak mampu membaca dalam satu malam (saja) sepertiga al Qur`an?” Mereka pun berkata: “Dan siapa (di antara kami) yang mampu membaca sepertiga al Qur`an (dalam satu malam, Red)?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ sebanding dengan sepertiga al Qur`an.”[5]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">4. Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((اِحْشِدُوْا فَإِنِّي سَأَقْرَأُ عَلَيْكُمْ ثُلُثَ القُرْآنِ))، فَحَشَدَ مَنْ حَشَدَ، ثُمَّ خَرَجَ نَبِيُّ اللهِ فَقَرَأَ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، ثُمَّ دَخَلَ، فَقَالَ بَعْضُنَا لِبَعْضٍ: إِنِّي أَرَى هَذَا خَبَرٌ جَاءَهُ مِنَ السَّمَاءِ، فَذَاكَ الَّذِي أَدْخَلَهُ، ثُمَّ خَرَجَ نَبِيُّ اللهِ فَقَالَ: ((إِنِّي قُلْتُ لَكُمْ سَأَقْرَأُ عَلَيْكُمْ ثُلُثَ القُرْآنِ، أَلاَ إِنَّهَا تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berkumpullah kalian, karena sesungguhnya aku akan membacakan kepada kalian sepertiga al Qur`an,” maka berkumpullah orang yang berkumpul, kemudian Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa asllam keluar dan membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ (surat al Ikhlash, Red), kemudian beliau masuk (kembali). Maka sebagian dari kami berkata kepada sebagian yang lain: “Sesungguhnya aku menganggap hal ini kabar (yang datang) dari langit, maka itulah pula yang membuat beliau masuk (kembali),” lalu Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dan bersabda: “Sesungguhnya aku telah berkata kepada kalian akan membacakan sepertiga al Qur`an. Ketahuilah, sesungguhnya surat itu sebanding dengan sepertiga al Qur`an”.[6]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang semakna dengan hadits-hadits yang telah disebutkan di atas, seperti hadits Abu Ayyub al Anshari Radhiyallahu ‘anhu[7], Abu Mas’ud al Anshari Radhiyallahu ‘anhu [8], dan lain-lain.[9]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">MEMBACA SURAT AL IKHLASH DAPAT MENJADI PENYEBAB MASUK SURGA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">أَقْبَلْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ، فَسَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((وَجَبَتْ))، قُلْتُ: وَمَا وَجَبَتْ؟ قَالَ: ((الجَـنَّةُ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Aku datang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mendengar seseorang membaca:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Telah wajib,” aku bertanya: “Apa yang wajib?” Beliau bersabda, “(Telah wajib baginya) surga.”[10]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">SURAT AL IKHLASH -DENGAN IZIN ALLAH MELINDUNGI ORANG YANG MEMBACANYA, JIKA DIBACA BERSAMA SURAT AL FALAQ DAN AN NAAS</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Hadits Uqbah bin ‘Amir al Juhani Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">بَيْنَا أَنَا أَقُوْدُ بِرَسُوْلِ اللهِ رَاحِلَتَهُ فِي غَزْوَةٍ، إِذْ قَالَ: ((يَا عُقْبَةُ، قُلْ!))، فَاسْتَمَعْتُ، ثُمَّ قَالَ: ((يَا عُقْبَةُ، قُلْ!))، فَاسْتَمَعْتُ، فَقَالَهَا الثَّالِثَةَ، فَقُلْتُ: مَا أَقُوْلُ؟ فَقَالَ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ فَقَرَأَ السُّوْرَةَ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ قَرَأَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الفَلَقِ، وَقَرَأْتُ مَعَهُ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ قَرَأَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، فَقَرَأْتُ مَعَهُ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ قَالَ: ((مَا تَعَوَّذَ بِمِثْلِهِنَّ أَحَدٌ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Tatkala aku menuntun kendaraan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah peperangan, tiba-tiba beliau berkata: “Wahai Uqbah, katakana,” aku pun mendengarkan, kemudian beliau berkata (lagi): “Wahai Uqbah, katakana,” aku pun mendengarkan. Dan beliau mengatakannya sampai tiga kali, lalu aku bertanya: “Apa yang aku katakan?” Beliau pun bersabda: “Katakan قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ”, lalu beliau membacanya sampai selesai. Kemudian beliau membaca قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّالفَلَقِ, aku pun membacanya bersamanya hingga selesai. Kemudian beliau membaca قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ, aku pun membacanya bersamanya hingga selesai. Kemudian beliau bersabda: “Tidak ada seorang pun yang berlindung (dari segala keburukan) seperti orang orang yang berlindung dengannya (tiga surat) tersebut”.[11]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">KEUTAMAAN SURAT AL IKHLASH, JIKA DIBACA BERSAMA SURAT AL FALAQ DAN AN NAAS KETIKA SESEORANG HENDAK TIDUR</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Hadits A’isyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ نَفَثَ فِيْهِمَا، فَقَرَأَ فِيْهِمَا قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، وَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الفَلَقِ، وَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الـنَّاسِ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin merebahkan tubuhnya (tidur) di tempat tidurnya setiap malam, beliau mengumpulkan ke dua telapak tangannya, kemudian beliau sedikit meludah padanya sambil membaca surat “Qul Huwallahu Ahad” dan “Qul A’udzu bi Rabbin Naas” dan “Qul A’udzu bi Rabbil Falaq,” kemudian (setelah itu) beliau mengusapkan ke dua telapak tangannya ke seluruh tubuhnya yang dapat beliau jangkau. Beliau memulainya dari kepalanya, wajahnya, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.[12]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">ORANG YANG BERDOA DENGAN MAKNA SURAT AL IKHLASH INI, IA AKAN DIAMPUNI DOSA-DOSANYA DENGAN IZIN ALLAH</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Hadits Mihjan bin al Adru’ Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ دَخَلَ المَسْجِدَ، إِذَا رَجُلٌ قَدْ قَضَى صَلاَتَهُ وَهُوَ يَتَشَهَّدُ، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ يَا اَللهُ بِأَنَّكَ الوَاحِدُ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوْبِي، إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((قَدْ غُفِرَ لَهُ))، ثَلاَثاً</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam masjid, tiba-tiba (ada) seseorang yang telah selesai dari shalatnya, dan ia sedang bertasyahhud, lalu ia berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta (kepadaMu) bahwa sesungguhnya Engkau (adalah) Yang Maha Esa, Yang bergantung (kepadaMu) segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara denganNya, ampunilah dosa-dosaku, (karena) sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh ia telah diampuni (dosa-dosanya),” beliau mengatakannya sebanyak tiga kali.[13]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Hadits Buraidah bin al Hushaib al Aslami Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: right;">أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ سَمِعَ رَجُلاً يَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ، فَقَالَ: ((لَقَدْ سَأَلْتَ اللهَ بِالاِسْمِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seseorang berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu, bahwa diriku bersaksi sesungguhnya Engkau (adalah) Allah yang tidak ada ilah yang haq disembah kecuali Engkau Yang Maha Esa, Yang bergantung (kepadaMu) segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara denganNya,” kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dirimu telah meminta kepada Allah dengan namaNya, yang jika Ia dimintai dengannya (pasti akan) memberi, dan jika Ia diseru dengannya, (pasti akan) mengabulkannya”.[14]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Demikian sebagian hadits-hadits shahih yang menerangkan keutamaan-keutamaan surat al Ikhlash yang mulia ini. Dan masih banyak hadits-hadits lainnya yang menerangkan keutamaan-keutamaan surat ini, namun kebanyakan dha’if (lemah), atau bahkan maudhu’ (palsu). Sehingga, cukuplah bagi kita hadits-hadits yang shahih saja tanpa hadits-hadits yang dha’if, terlebih lagi yang maudhu’.</div><div style="text-align: justify;">Billahit taufiq.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]</div><div style="text-align: justify;">________</div><div style="text-align: justify;">Footnote</div><div style="text-align: justify;">[1]. HR al Bukhari, 6/2686 no. 6940; Muslim, 1/557 no. 813; dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;">[2]. HR al Bukhari, 1/268 no. 741; at Tirmidzi, 5/169 no. 2901; Ahmad, 3/141 no. 12455; dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;">[3]. HR al Bukhari, 4/1915 no. 4726, 6/2449 no. 6267, 6/2685 no. 6939; Abu Dawud, 2/72 no. 1461; an Nasaa-i, 2/171 no. 995; dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;">[4]. HR al Bukhari, 4/1916 no. 4727.</div><div style="text-align: justify;">[5]. HR Muslim, 1/556, no. 811; Ahmad, 6/442, no. 27535; dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;">[6]. HR Muslim, 1/557, no. 812; at Tirmidzi, 5/168 no. 2900; dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;">[7]. HR at Tirmidzi, 5/167 no. 2896; an Nasaa-i, 2/171 no. 996; Ahmad, 5/418 no. 23593; dan lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih al Jami’, 2663 dan Shahih at Targhib wa at Tarhib, 2/197 no. 1481.</div><div style="text-align: justify;">[8]. HR Ahmad, 4/122 no. 17147; dan lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih al Jami’, 4404.</div><div style="text-align: justify;">[9]. Lihat Tafsir al Qur`an al ‘Azhim, 8/520-523.</div><div style="text-align: justify;">[10]. HR at Tirmidzi, 5/167 no. 2897; an Nasaa-i, 2/171 no. 994; dan lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih at Tirmidzi, Shahih an Nasaa-i, Shahih at Targhib wa at Tarhib</div><div style="text-align: justify;">(2/196 no. 1478), dan kitab-kitab beliau lainnya. Lihat pula hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu pada sub judul Keutamaan Surat al Ikhlash Secara Umum.</div><div style="text-align: justify;">[11]. HR an Nasaa-i, 8/251 no. 5430-5431; dan lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih an Nasaa-i.</div><div style="text-align: justify;">[12]. HR al Bukhari, 4/1916 no. 4729; Abu Dawud, 4/313 no. 5056; dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;">[13]. HR Abu Dawud, 1/259 no. 985; an Nasaa-i, 3/52 no. 1301; Ahmad, 4/338 no. 18995; dan lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih Abi Dawud dan Shahih an Nasaa-i. Lihat pula Shifat Shalat Nabi, hlm. 186.</div><div style="text-align: justify;">[14]. HR Abu Dawud, 2/79 no. 1493; at Tirmidzi, 5/515 no. 3475; Ibnu Majah, 2/1267 no. 3857; Ahmad, 5/349 no. 23002, 5/350 no. 23015, 5/360 no. 23091; dan lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahih Abi Dawud, Shahih at Tirmidzi, Shahih Ibnu Majah, Shahih at Targhib wa at Tarhib (2/280 no. 1640).</div><div style="text-align: justify;">[15]. Lihat Tafsir al Qur`an al ‘Azhim, 8/518-527; al Jami’ li Ahkam al Qur`an (20/227-232) dan ad Durr al Mantsur, 8/669-682.</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-73585227608540612082011-04-24T00:18:00.000-07:002011-04-24T00:18:28.046-07:00Muqaddimah Al-Imam An-Nawawi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0Fs-J1bD5nG1zdI-RYaYUaeuvgqX_rEILk4-vyS__Co7fbwJzUxMskVWR-8CHFY45X1qqDkGO83nC9c3h-bD6EvrzFQ__FIC_da83omoYlyBxaRhEAPCDnwVHRfSBRsYV2uwttmC3f-H-/s1600/Hadist+imam+Nawawi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="144" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0Fs-J1bD5nG1zdI-RYaYUaeuvgqX_rEILk4-vyS__Co7fbwJzUxMskVWR-8CHFY45X1qqDkGO83nC9c3h-bD6EvrzFQ__FIC_da83omoYlyBxaRhEAPCDnwVHRfSBRsYV2uwttmC3f-H-/s200/Hadist+imam+Nawawi.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Segala puja-pujian bagi Allah Tuhan Seru Sekelian Alam, Pencipta langit dan bumi, Pentadbir sekelian makhluk, Pengutus para Rasul SAW kepada orang-orang yang mukallaf, untuk memberikan hidayah kepada mereka dan menerangkan syari‘at agama, dengan dalil-dalil yang putus (yang yakin) serta bukti-bukti yang jelas. Saya memuji -Nya atas segala nikmat-Nya dan saya berdo’a kepada-Nya tambahan kurniaan-Nya dan kemurahan-Nya. Saya bersaksi bahawa tiada Tuhan kecuali Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Pemurah lagi Maha Pengampun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Adapun selepas daripada itu; maka sesungguhnya kami telah meriwayatkan daripada Ali ibn Abi Talib, Abdullah ibn Mas‘uud, Mu‘az ibn Jabal, Abu al-Darda’, Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas, Anas ibn Malik, Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudrie r.a. daripada berbagai-bagai jalan (sanad) dengan riwayat yang bermacam-macam bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menghafal atas umatku empat puluh hadis daripada (hadis yang) berkenaan dengan agama mereka, nescaya Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam golongan para fuqaha’ dan ‘ulama.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam suatu riwayat lain: “Nescaya Allah akan membangkitkannya sebagai seorang faqih dan ‘alim. Dalam riwayat Abu al-Darda’: “dan telah adalah aku (iaitu Rasulullah) pada hari kiamat menjadi orang yang memberik ansyafa‘at dan saksi kepadanya”. Dalam riwayat Ibnu Mas‘uud : “dikatakan kepadanya (orang yang menghafal 40 hadis) masuklah engkau daripada mana-mana pintu syurga yang engkau mahu”. Dalam riwayat Ibnu ‘Umar : “nescaya dia ditulis termasuk dalam golongan ‘ulama’, dan dibangkitkan dalam golongan para syuhada’ ”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para ‘ulama hadis telah muafakat bahawa ia adalah hadis dha‘if sekalipun jalan-jalannya banyak. Para ‘ulama r.a. telah mengarang dalam bab ini (iaitu bab 40 hadis) banyak karangan yang tiada terbilang banyaknya. Orang yang paling awal mengarangnya setakat pengetahuan saya ialah Abdullah ibn al-Mubarak, kemudian Muhammad ibn Aslam al-Thusie al-’Alim al-Rabbanie, kemudian al-Hasan ibn Sufian al-Nasa’ie, Abu Bakar al-Aajirie, Abu Muhammad ibn Ibrahim al-Asfahanie, al-Daraquthnie, al-Hakim, Abu Nu‘aim, Abu Abdul Rahman al-Salmie, Abu Sa‘id al-Malinie, Abu ‘Uthman al-Shabuni, Abdullah ibn Muhammad al-Ansari, Abu Bakar al-Baihaqie dan ramai lagi ‘alim ‘ulama yang lain yang tiada terkira banyaknya sama ada daripada kalangan ‘ulama terdahulu atau terkemudian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya saya telah beristikharah kepada Allah Ta‘ala untuk mengumpulkan empat puluh hadis sebagai mengikuti jejak langkah para Imam tokoh ‘ulama dan para huffaz al-Islam (Para pendukung Islam, pemelihara Islam, atau para Imam Hafiz hadis). Para ‘ulama telah bermuafakat tentang keharusan beramal dengan hadis dha‘if dalam soal fadhail a‘maal ( ( فضائل الأعمال ) iaitu amalanamalan yang sunat.).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun demikian, bukanlah pergantungan saya (dalam usaha mengumpulkan 40 hadis ini) kepada hadis dha‘if, bahkan pergantungan saya ialah kepada sabda Nabi SAW dalam beberapa hadis sahih : ( ليبلغ الشاهد الغائب ) yang bererti: “Hendaklah orang yang hadir (majlis Rasulullah dan mendengar pengajaran Nabi SAW) menyampaikan (apa yang didengarinya) kepada orang yang tidak hadir”, juga sabda Nabi SAW : (( نضر الله امرءا سمع مقالتي فوعاها فأداها آما سمعها ) yang bererti: “Allah mempercahayakan (wajah) seseorang yang mendengar kata ucapanku, lalu dia memahaminya, lantas dia menunaikannya (Menunaikannya iaitu menyampaikannya kepada orang lain sama ada dengan lafaz yang sama tepat atau dengan makna kerana harus meriwayatkan hadis Nabi secara makna dengan beberapa syarat tertentu. Lihat (Syarah Hadis 40 Nawawi) karangan al-Imam Ibnu Daqiq, Maktabah al-Turath al-Islamie, Kaherah,1987 pada syarah muqadimah ini.) sebagaimana dia mendengarnya”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada sebahagian ‘ulama yang mengumpulkan 40 perkara mengenai prinsip-prinsip agama (usuluddin), manakala sebahagian lain mengenai perkara furu‘ , sebahagian yang mengenai perkara jihad, sebahagian yang lain mengenai zuhud, sebahagian yang lain mengenai adab-adab, sebahagian mereka mengenai khutbah. Semuanya adalah kerja-kerja yang bertujuan bagus yang Allah Ta‘ala redhai akan orang-orang yang melakukannya. Saya bercadang</div><div style="text-align: justify;">mengumpulkan 40 perkara yang terlebih utama daripada itu semua, iaitu 40 hadis yang merangkumi semua topik tersebut, yang mana setiap hadis (daripada 40 hadis tersebut) menjadi kaedah ( Tunggak atau prinsip) yang agung daripada kaedah-kaedah agama, yang mana hadis itu telah disifatkan oleh para ‘ulama bahawa perligaran Islam bersekitar di lingkungannya, atau separuh Islam, atau sepertiga Islam atau seumpamanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian saya beriltizam dalam pemilihan 40 hadis ini agar ia merupakan hadishadis sahih, dan kebanyakannya adalah terdapat dalam kitab Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim, di mana saya menyebut hadis-hadis tersebut secara dibuang sanadnya agar ia mudah dihafal, dan supaya manfaatnya lebih tersebar umum insyaaAllah Ta‘ala, kemudian saya iringi pula hadis-hadis ini dengan suatu bab pada menghuraikan makna lafaz-lafaz hadis (40 ini) yang tersembunyi. Sayugialah bagi orang yang mencintai negeri akhirat bahawa dia mengenali hadis-hadis ini justera kandungannya yang merangkumi perkara-perkara yang penting dan ingatan tentang segala ketaatan. Yang demikian itu adalah bagi orang-orang yang benar-benar bertadabur. Kepada Allah jua pergantungan saya, kepada-Nya jua harapan dan sandaran saya, dan segala puja dan nikmat itu bagi-Nya, dan hanya dengan-Nya jua Taufiq dan ‘Ishmah (‘Ishmah iaitu pemeliharaan daripada kesalahan. Daripada perkataan ini datangnya pecahan perkataan “Ma’sum”).</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-17084640586970194282011-04-24T00:13:00.000-07:002011-04-30T07:04:39.184-07:00Smilling<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmqXnLU8VrkXGBXtZJoTRFSCymhuR9WHbsXfhyphenhyphenv8brrv7AvQ4HEM3KVT3QKAODeg4m3rx-6rx25SMIMxqa0D6oDJLJAHduqXaOh2TCr4otohaO1p70beFcoOJIEMurK-oL-A34SOOr-QPP/s1600/afirmation6.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmqXnLU8VrkXGBXtZJoTRFSCymhuR9WHbsXfhyphenhyphenv8brrv7AvQ4HEM3KVT3QKAODeg4m3rx-6rx25SMIMxqa0D6oDJLJAHduqXaOh2TCr4otohaO1p70beFcoOJIEMurK-oL-A34SOOr-QPP/s1600/afirmation6.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama “Smiling.” Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald’s yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.</div><div style="text-align: justify;">Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu “bau badan kotor” yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang “tersenyum” kearah saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima ‘kehadirannya’ ditempat itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia menyapa “Good day!” sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya ‘tugas’ yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah “penolong”nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan “Kopi saja, satu cangkir Nona.” Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua ‘tindakan’ saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap “makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata “Terima kasih banyak, nyonya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata “Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata “Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan ‘keteduhan’ bagi diriku dan anak-2ku! ” Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena ‘bisikanNYA’ lah kami telah mampu memanfaatkan ‘kesempatan’ untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin ‘berjabat tangan’ dengan kami.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap “Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya hanya bisa berucap “terimakasih” sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada ‘magnit’ yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 ‘tindakan’ yang tidak pernah terpikir oleh saya dan sekaligus merupakan ‘hidayah’ bagi saya, maupun bagi orang2 yang ada disekitar saya saat itu. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa ‘kasih sayang’ Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan ‘cerita’ ini ditangan saya. Saya menyerahkan ‘paper’ saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, “Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?” dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya .</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Tersenyumlah dengan ‘HATImu’, dan kau akan mengetahui betapa ‘dahsyat’ dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah ‘menggunakan’ diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald’s, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: “PENERIMAAN TANPA SYARAT.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada ‘malaikat’ yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya ‘sahabat yang bijak’ yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Orang-orang muda yang ‘cantik’ adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang ‘cantik’ adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-3220933165149451742011-04-24T00:10:00.000-07:002011-04-24T00:10:20.790-07:00Khutbah Terakhir Rosulullah SAW<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJRmixpc7bBADf3Xhk2hKt_xfgbSDY9jI8h1WziYI895WuFTyfOtI5_QrEmMLUG9nyMnSzszn4-CBMfxgtUzM-8DGNeRq2EeRD-YG4VUSFY4DlIvi6ZotJfcwItPnN6cMFog1DoTMk3nph/s1600/islam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJRmixpc7bBADf3Xhk2hKt_xfgbSDY9jI8h1WziYI895WuFTyfOtI5_QrEmMLUG9nyMnSzszn4-CBMfxgtUzM-8DGNeRq2EeRD-YG4VUSFY4DlIvi6ZotJfcwItPnN6cMFog1DoTMk3nph/s1600/islam.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah SAW bersabda: “Semua dosa akan ditangguhkan oleh Allah SWT sampai hari Kiamat nanti apa saja yang Dia kehendaki, kecuali durhaka kepada orang tua, maka sesungguhnya Allah akan menyegerakan kepada pelakunya dalam hidupnya sebelum meninggal dunia” (Hadist Riwayat Hakim)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disampaikan pada 9 Dzulhijjah 10 H dilembah Uranah,Arafah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ya, saudara-saudaraku, perhatikan apa yang akan aku sampaikan, aku tidak tahu apakah tahun depan aku masih berada di antara kalian. Karenanya dengarkan baik-baik apa yang kukatakan ini dan sampaikan kepada mereka yang tidak dapat hadir saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ya, saudara-saudaraku, seperti kita ketahui, bulan ini, hari ini dan kota ini adalah suci, karenanya pandanglah kehidupan dan milik, setiap orang Muslim sebagai kepercayaan yang suci.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kembalikan barang-barang yang dipercayakan kepadamu kepada pemilik yang sebenarnya. Jangan kau lukai orang lain sebagaimana orang lain tidak melukaimu. Ingatlah bahwa kamu akan bertemu dengan Allah SWT dan Dia akan</div><div style="text-align: justify;">memperhitungkan amalanmu dengan sebenar-benarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Allah SWT telah melarangmu memungut riba, karenanya mulai saat ini dan untuk seterusnya kewajiban membayar riba dihapuskan. Waspadalah terhadap syaitan, demi keselamatan Agamamu. Dia telah kehilangan semua harapannya untuk membawa kalian pada kesesatan yang nyata, tapi waspadalah agar tidak terjebak pada tipuan halusnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ya, saudara-saudaraku, adalah benar kamu mempunyai hak tertentu terhadap isteri-isterimu, tapi mereka juga mempunyai hak atas dirimu. Apabila mereka mematuhi hakmu maka mereka memperoleh haknya untuk mendapat makanan dan pakaian secara layak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perlakukanlah isteri-isterimu dengan baik dan bersikaplah manis terhadap mereka, karena mereka adalah pendampingmu dan penolongmu yang setia. Dan adalah hakmu untuk melarang mereka berteman dengan orang-orang yang tidak kamu sukai, dan juga terlarang melakukan perzinahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ya, saudara-saudaraku, dengarkanlah baik-baik, sembahlah Allah, Shalat lima kali dalam sehari, laksanakan Puasa selama bulan Ramadhan,dan tunaikanlah Zakat,laksanakan ibadah Haji bila mampu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketahuilah bahwa sesama Muslim adalah bersaudara. Kamu semua adalah sederajat. Tidak ada perbedaan satu terhadap yang lain kecuali Ketaqwaan dan Amal Shalih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ingatlah, suatu hari kamu akan menghadap Allah dan harus mempertanggung jawabkan semua amalanmu. Karena itu berhati-hatilah jangan menyimpang dari jalan kebenaran setelah kepergianku nanti.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ya, saudara-saudaraku, tidak akan ada Nabi atau Rasul sesudahku dan tidak akan ada agama lain yang lahir. Karenanya simaklah baik-baik ya Saudaraku, dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu, bahwa aku meninggalkan dua pusaka, Al-Qur’an dan contoh-contohku sebagai As-Sunnah dan bila kalian mengikutinya tidak mungkin akan tersesat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Siapa yang mendengarkan perkataanku ini wajib menyampaikannya kepada yang lain dan seterusnya dan mungkin yang terakhir memahami kata-kataku ini bisa lebih baik dari yang langsung mendengarkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Demi Allah aku bersaksi, bahwa aku telah menyampaikan ajaran-Mu kepada umat-Mu ya Allah.</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-59816831755970423012011-04-23T07:12:00.000-07:002011-04-30T07:05:26.928-07:00Bunda, Luar Biasa!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBRfelsMNzXuxOTLSQtHtVeyxZ1pi8Crhar5zCjgoHh_veN-Wsu2dMSnOqB2k3cNNU3hZ-iyUHBj4VsJ_rfgemDxp5LuponPtnxOh3BpJuyvpb2ANvUco6-Jfb9IxTgw9O2ysKMt4Qwkfe/s1600/0515-0911-2921-5810_TN.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBRfelsMNzXuxOTLSQtHtVeyxZ1pi8Crhar5zCjgoHh_veN-Wsu2dMSnOqB2k3cNNU3hZ-iyUHBj4VsJ_rfgemDxp5LuponPtnxOh3BpJuyvpb2ANvUco6-Jfb9IxTgw9O2ysKMt4Qwkfe/s1600/0515-0911-2921-5810_TN.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Seorang anak terlahir normal, tanpa cacat sedikit pun. Proses kelahirannya berlangsung normal, tanpa operasi caesar. Tetapi proses panjang selama sembilan bulan sebelum melahirkan itulah yang tidak normal. Bahkan, jika bukan karena kuasa Allah, takkan pernah terjadi sebuah kelahiran yang menakjubkan ini. Selain faktor Allah, tentu saja ada sang bunda yang teramat luar biasa…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pekan pertama setelah mengetahui bahwa dirinya positif hamil, Sinta mengaku kaget bercampur haru. Perasaan yang luar biasa menghinggapi seisi hidupnya, sepanjang hari-harinya setelah itu. Betapa tidak, sekian tahun lamanya ia menunggu kehamilan, ia teramat merindui kehadiran buah hati penyejuk jiwa di rumah tangganya. Dan kenyataannya, Allah menanamkan sebentuk amanah dalam rahimnya. Sinta pun tersenyum gembira.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun kebahagiaan Sinta hanya berlangsung sesaat, tak lebih dari dua pekan ia menikmati hari-hari indahnya, ia jatuh sakit. Dokter yang merawatnya tak bisa mendiagnosa sakit yang diderita Sinta. Makin lama, sakitnya bertambah parah, sementara janin yang berada dalam kandungannya pun ikut berpengaruh. Satu bulan kemudian, Sinta tak kunjung sembuh, bahkan kondisinya bertambah parah. Dokter mengatakan, pasiennya belum kuat untuk hamil sehingga ada kemungkinan jalan untuk kesembuhan dengan cara menggugurkan kandungannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sinta yang mendengar rencana dokter, langsung berkata “tidak”. Ia rela melakukan apa pun untuk kelahiran bayinya, meski pun harus mati. “bukankah seorang ibu yang meninggal saat melahirkan sama dengan mati syahid?” ujarnya menguatkan tekad.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suaminya dan dokter pun sepakat menyerah dengan keputusan Sinta. Walau mereka sudah membujuknya dengan kalimat, “kalau kamu sehat, kamu bisa hamil lagi nanti dan melahirkan anak sebanyak kamu mau”. Namun Santi tak bergeming. Janin itu pun tetap bersemayam di rahimnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Waktu terus berjalan, memasuki bulan ketiga, Sinta mengalami penurunan stamina. Keluarga sudah menangis melihat kondisinya, tak sanggup melihat penderitaan Sinta. Tak lama kemudian, dokter menyatakan Sinta dalam keadaan kritis. Tidak ada jalan lain, janin yang sudah berusia hampir empat bulan pun harus segera dikeluarkan demi menyelamatkan sang bunda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam keadaan kritis, rupanya Sinta tahu rencana dokter dan keluarganya. Ia pun bersikeras mempertahankan bayinya. “Ia berhak hidup, biar saya saja yang mati untuknya”. Santi pun memohon kepada suaminya untuk mengabulkan keinginannya ini. “Mungkin saja ini permintaan terakhir saya Mas, biarkan saya meninggal dengan tenang setelah melahirkan nanti. Yang penting saya bisa melihatnya terlahir ke dunia,” luluhlah sang suami. Pengguguran kandungan pun batal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bulan berikutnya, kesehatan Sinta tak berangsur pulih. Di bulan ke enam kehamilannya, ia drop, dan dinyatakan koma. Satu rumah dan dua mobil sudah habis terjual untuk biaya rumah sakit Sinta selama sekian bulan. Saat itu, suami dan keluarganya sudah nyaris menyerah. Dokter dan pihak rumah sakit sudah menyodorkan surat untuk ditandatangani suami Sinta, berupa surat izin untuk menggugurkan kandungan. Seluruh keluarga sudah setuju, bahkan mereka sudah ikhlas jika Allah berkehendak terbaik untuk Sinta dan bayinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seorang bunda memang selalu luar biasa. Tidak ada yang mampu menandingi cintanya, dan kekuatan cinta itu yang membuatnya bertahan selama enam bulan masa kehamilannya. Maha Suci Allah yang berkenan menunjukkan kekuatan cinta sang bunda melalui Sinta, menjelang sang suami menandatangani surat izin pengguguran, Santi mengigau dalam komanya. “Jangan, jangan gugurkan bayi saya. Ia akan hidup, begitu juga saya” Kemudian ia tertidur lagi dalam komanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Air mata meleleh dari pelupuk mata sang suami. Ia sangat menyayangi isteri dan calon anaknya. Surat pun urung ditandatanganinya, karena jauh dari rasa iba melihat penderitaan isterinya, ia pun sangat memimpikan bisa segera menggendong buah hatinya. Boleh jadi, kekuatan cinta dari suami dan isteri ini kepada calon anaknya yang membuat Allah tersenyum.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Allah Maha Kuasa. Ia berkehendak tetap membuat hidup bayi dalam kandungan Sinta meski sang bunda dalam keadaan koma. Bahkan, setelah hampir tiga bulan, Sinta tersadar dari komanya. Hanya beberapa hari menjelang waktu melahirkan yang dijadwalkan. Ada kekuatan luar biasa yang bermain dalam episode cinta seorang Sinta. Kekuatan Allah dan kekuatan cinta sang bunda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bayi itu pun terlahir dengan selamat dan normal, tanpa cacat, tanpa operasi caesar. “Mungkin ini bayi termahal yang pernah dilahirkan. Terima kasih Allah, saya tak pernah membayangkan bisa melewati semua ini,” ujar Sinta menutup kisahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bayu Gawtama</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">amazing buat Sinta, ibu yang mengagumkan. Maha Suci Allah</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-21585214683593431002011-04-23T07:00:00.000-07:002011-04-23T07:00:28.416-07:00Benarkah wanita lebih banyak berbohong?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbkm2JeTTmDLTh09h2pjhg79MtBHxOfP3pod67EUZnDRFQ4plC-XlLSX4dnMhK9dK-qb213_2_hQXU6M8XO1cqwZJ9FpkNaaHgor0gUU3xvLsyL9fEj-1Kf-G2G0FPBG6YetOPmucbZme7/s1600/liar1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbkm2JeTTmDLTh09h2pjhg79MtBHxOfP3pod67EUZnDRFQ4plC-XlLSX4dnMhK9dK-qb213_2_hQXU6M8XO1cqwZJ9FpkNaaHgor0gUU3xvLsyL9fEj-1Kf-G2G0FPBG6YetOPmucbZme7/s1600/liar1.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Pada umumnya orang mengira kalau wanita lebih banyak melakukan kebohongan daripada laki-laki. Sering dikatakan kalau ibu-ibu jauh lebih banyak berbohong ketimbang bapak-bapak. Di mana-mana pada saat bertemu teman, dalam forum arisan, kondangan, atau apapun, wanita selalu menebar kebohongan. Begitu mitos yang beredar. Banyak orang mengakuinya. Jadi, anggapan bahwa ciri laki-laki adalah pembohong sebenarnya tidak sejalan dengan dugaan bahwa wanita lebih banyak melakukan kebohongan. Tapi benarkah kalau wanita lebih banyak berbohong?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tingkat keseringan berbohong harus diukur tidak hanya dari jumlah kebohongan yang dilakukan, tapi juga dari jumlah interaksi yang memungkinkan terjadi kebohongan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa dari sisi jumlah, wanita memang lebih banyak melakukan kebohongan daripada pria. Namun harus dicatat bahwasanya wanita juga melakukan interaksi yang memungkinkan kebohongan lebih banyak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gampangnya, jika pria berbohong 5 kali sebulan dan wanita 10 kali sebulan, tidak bisa serta-merta mengatakan wanita lebih pembohong jika interaksi yang dilakukan wanita 2 kali lipat dibandingkan pria. Keduanya harus dilihat sama sering melakukan kebohongan. Jika misalnya dalam sehari pria hanya melakukan 2 interaksi tapi berbohong 6 kali, sedangkan wanita melakukan 5 interaksi dalam sehari dan berbohong 10 kali, maka tentu saja pria lebih sering berbohong daripada wanita. Karena dalam 1 interaksi, pria berbohong 3 kali sedangkan wanita berbohong hanya 2 kali setiap interaksi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seperti kita ketahui, wanita melakukan hubungan sosial dengan orang lain secara lebih akrab ketimbang yang dilakukan pria. Mereka juga membuka diri lebih banyak dan memberikan dukungan sosial, terutama dukungan emosional lebih banyak pada orang lain. Lihat saja, bagaimana akrabnya relasi yang dijalin dalam pertemanan sesama perempuan. Arisan pun bisa menjelma ajang persaudaraan. Jika ada seseorang yang menderita kesusahan, dukungan emosional lebih banyak datang dari kaum wanita daripada kaum pria. Siapa yang menghibur seorang yang ditinggal mati pasangan hidupnya? Lebih banyak wanita melakukannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada umumnya diakui bahwasanya wanita lebih hangat bahasa tubuhnya. Mereka tersenyum lebih banyak, lebih memperhatikan pendengarnya ketika berbicara, mendekati orang lain lebih dekat dan melakukan sentuhan pada orang lain lebih banyak. Lihat saja, pada saat bertemu temannya, mereka biasanya langsung mengambil posisi dimana tubuh bersentuhan, sementara pria malah berusaha menghindari persentuhan fisik. Biasa bukan jika antar sahabat wanita saat bertemu saling mencium atau menyentuhkan pipi. Pernahkah itu dilakukan kaum pria? Sangat jarang kaum pria melakukannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kenyataan diatas dimungkinkan menyebabkan kaum wanita berbohong lebih banyak pada jenis-jenis kebohongan yang berorientasi orang lain daripada yang berorientasi diri sendiri. Banyak kebohongan dilakukan kaum wanita untuk menunjukkan dukungan sosial kepada orang lain dan untuk menjaga perasaan orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada saat terjadi interaksi yang hanya melibatkan wanita, kebanyakan kebohongan yang dibuat adalah kebohongan mengenai orang lain di luar diri si pembohong maupun yang dibohongi. Jadi ada pihak ketiga yang dijadikan sumber kebohongan. Bergosip adalah kata yang tepat ini. Menggosipkan tetangga, menggosipkan artis sampai menggosipkan guru di sekolah anaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apakah wanita berbohong lebih banyak tetap masih perlu diperdebatkan. Kenyataannya, jumlah waktu yang dihabiskan kaum wanita untuk melakukan interaksi sosial memang lebih banyak dibandingkan pria. Selain itu mereka juga memikirkan orang lain lebih sering dan mengenang orang lain lebih kuat. Oleh karena itu mungkin saja kaum wanita membuat kebohongan lebih banyak.</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-11594662726525371272011-04-23T06:52:00.000-07:002011-04-23T06:52:15.549-07:00Bisakah Mimpi Dikontrol?<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsE5TylKbvzQAcR27tXCrmdAgJGTELSxSamhu57J1n7OtJuv0wIrVA47NrHVsd__7T8MFrRzxmoJcvw9SUsnsUVqrMnPkx0MkYQvBUjCdLsNKicnl1SgwX-r8rCQeAR_qDg2VBVNd99h4v/s1600/mimpi.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsE5TylKbvzQAcR27tXCrmdAgJGTELSxSamhu57J1n7OtJuv0wIrVA47NrHVsd__7T8MFrRzxmoJcvw9SUsnsUVqrMnPkx0MkYQvBUjCdLsNKicnl1SgwX-r8rCQeAR_qDg2VBVNd99h4v/s1600/mimpi.jpg" /></a>Bisakah kita memilih mimpi kita sendiri? Mungkin bisa. Tim peneliti dari Harvard Medical School telah mampu melakukan kontrol terhadap mimpi, sekurang-kurangnya pada bagian tertentu dari isi mimpi. Mereka menggunakan metode provokasi-mimpi untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan klasik, seperti: Dari mana mimpi berasal? Apa arti mimpi-mimpi itu? Apa peran mimpi dalam memori, belajar dan kreativitas? Apakah keterkaitan mimpi dengan ketidaksadaran?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selama bertahun-tahun para ilmuwan kesulitan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas karena objek studi berupa mimpi merupakan kejadian unik yang sama sekali tidak bisa diulang atau direplikasi. Itulah yang setidaknya terjadi sampai Robert Stickgold, asisten profesor bidang psikiatri dan rekan-rekannya di Harvard Medical School memublikasikan hasil penelitiannya dalam majalah Science edisi 13 Oktober 2000. Mereka berhasil membuat 17 orang yang berbeda memiliki mimpi yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para peneliti menggunakan komputer game yang bernama tetris untuk memberikan gambar-gambar kopian kepada subjek. Para subjek penelitian kemudian diminta memainkan game selama 3 hari; 2 jam di pagi hari dan 1 jam di malam hari pada hari pertama, lalu 1 jam di pagi dan 1 jam di malam hari untuk dua hari berikutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lantas para peneliti memonitor mimpi setiap subjek pada dua malam pertama. Hasilnya, 17 subjek atau lebih dari 60% subjek melaporkan mengalami mimpi sekurang-kurangnya sekali dalam 1 jam pertama setelah mereka tertidur, dan semuanya melaporkan mengalami mimpi yang sama, yakni adanya gambaran potongan tetris yang jatuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hasil mengejutkan datang dari fakta bahwa mimpi yang terkuat datang bukan di malam pertama percobaan tetapi justru di malam kedua. Para peneliti menduga kesenjangan itu terjadi karena otak memerlukan waktu untuk menampilkan kejadian-kejadian dalam bentuk mimpi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Temuan yang paling mengejutkan datang dari studi pada orang yang menderita amnesia, alias orang-orang yang tidak memiliki memori jangka pendek (short term memory). Semestinya mereka tidak akan mengalami mimpi tentang kejadian sehari-hari karena mereka tidak mengingat kejadian yang telah dialami.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kenyataannya berbeda. Dari 5 subjek amnesia yang diteliti, sejumlah 3 subjek mengalami mimpi yang persis sama, yakni adanya gambaran potongan tetris jatuh. Oleh karena itu dimungkinkan memori tidak sadar (unconscious memory) pada penderita amnesia juga bekerja saat mereka dalam kondisi jaga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Kita berpikir bahwa pikiran kita adalah milik kita sendiri. Tetapi ternyata ada sistem-sistem tertentu yang bekerja di dalam otak kita yang memiliki aturannya sendiri” ujar Stickgold.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nah, berarti mimpi bisa dikontrol bukan?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Harvard Medical School (2000, October 13). Scientists Learn To Program Human Dreams. ScienceDaily. http://www.sciencedaily.com/releases/2000/10/001013073843.htm</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-9481230345546029862011-04-23T06:43:00.000-07:002011-08-13T18:19:10.041-07:00Seorang Musuh Islam Menjadi Ulama Terkenal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimg2Yq3CMTBOwDNmxt0q14dA7iBEkbO6mtE4f5l1L1Ou8MLHr2Wk-ACHiM4o7lvMOPmNI6Q7iEcn27v1_pZ23LJtGkfaTpbLZH2wDNegL1r8bi964HN1JrkAc40_FRfT9AlzYOBJHtXgDF/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimg2Yq3CMTBOwDNmxt0q14dA7iBEkbO6mtE4f5l1L1Ou8MLHr2Wk-ACHiM4o7lvMOPmNI6Q7iEcn27v1_pZ23LJtGkfaTpbLZH2wDNegL1r8bi964HN1JrkAc40_FRfT9AlzYOBJHtXgDF/s1600/index.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Suatu petang, di Tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jeneral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiap banduan penjara membongkokkan badannya rendah-rendah saat ‘algojo penjara’ itu melintasi di hadapan mereka. Kerana kalau tidak, sepatu ‘boot keras’ milik tuan Roberto yang fanatik Kristian itu akan mendarat di wajah mereka. Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara yang amat ia benci.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Hai…hentikan suara jelekmu! Hentikan…! ”Teriak Roberto sekeras kerasnya sambil membelalakkan mata. Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu’nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan marah ia menyemburkan ludahnya ke wajah tua sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyucuh wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sungguh ajaib… Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat galak untuk meneriakkan kata Rabbi, wa ana ‘abduka… Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, “Bersabarlah wahai ustaz… Insya ALlah tempatmu di Syurga.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustaz oleh sesama tahanan, ‘algojo penjara’ itu bertambah memuncak marahnya. Ia memerintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-kerasnya sehingga terjerembab di lantai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Hai orang tua busuk! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa hinamu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu! Ketahuilah orang tua dungu, bumi Sepanyol ini kini telah berada dalam kekuasaan bapa kami, Tuhan Jesus. Anda telah membuat aku benci dan geram dengan ’suara-suara’ yang seharusnya tidak didengari lagi di sini. Sebagai balasannya engkau akan kubunuh. Kecuali, kalau engkau mahu minta maaf dan masuk agama kami.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mendengar “khutbah” itu orang tua itu mendongakkan kepala, menatap Roberto dengan tatapan yang tajam dan dingin. Ia lalu berucap,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sungguh…aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, ALlah. Bila kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemahuanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sejurus saja kata-kata itu terhenti, sepatu lars Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah berlumuran darah. Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah ‘buku kecil’. Adolf Roberto berusaha memungutnya. Namun tangan sang Ustaz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat. “Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!” bentak Roberto.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!”ucap sang ustaz dengan tatapan menghina pada Roberto. Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu lars seberat dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustaz yang telah lemah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto. Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan ‘algojo penjara’ itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah tangan tua itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang telah membuatnya berang. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang lusuh. Mendadak algojo itu termenung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ah…seperti aku pernah mengenal buku ini. Tetapi bila? Ya, aku pernah mengenal buku ini.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu. Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan “aneh” dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustaz yang sedang melepaskan nafas nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam. Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto. Pemuda itu teringat ketika suatu petang di masa kanak-kanaknya terjadi kekecohan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Petang itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa gugur di bumi Andalusia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin petang yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara. Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mahu memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seorang kanak- kanak laki-laki comel dan tampan, berumur sekitar tujuh tahun, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua. Kanak kanak comel itu melimpahkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan kanak – kanak itu mendekati tubuh sang ummi yang tak sudah bernyawa, sambil menggayuti abinya. Sang anak itu berkata dengan suara parau, “Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa….? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi…”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Budak kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu apa yang harus dibuat</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah. Akhirnya budak itu berteriak memanggil bapaknya, “Abi…Abi.. .Abi…” Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapa ketika teringat petang kelmarin bapanya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Hai…siapa kamu?!” jerit segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati budak tersebut. “Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi…” jawabnya memohon belas kasih. “Hah…siapa namamu budak, cuba ulangi!” bentak salah seorang dari mereka. “Saya Ahmad Izzah…” dia kembali menjawab dengan agak kasar. Tiba-tiba “Plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi si kecil. “Hai budak…! Wajahmu cantik tapi namamu hodoh. Aku benci namamu. Sekarang kutukar namamu dengan nama yang lebih baik. Namamu sekarang ‘Adolf Roberto’…Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang buruk itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!” ancam laki-laki itu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Budak itu mengigil ketakutan, sembari tetap menitiskan air mata. Dia hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya budak tampan itu hidup bersama mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Roberto sedar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustaz. Ia mencari-cari sesuatu di pusat laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah ‘tanda hitam’ ia berteriak histeria, “Abi… Abi… Abi…” Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu. Fikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai ‘tanda hitam’ pada bahagian pusat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh tua nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas tingkah-lakunya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun lupa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, “Abi… aku masih ingat alif, ba, ta, tha…” Hanya sebatas kata itu yang masih terakam dalam benaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sang ustaz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyeksanya habis-habisan kini sedang memeluknya. “Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuhi Abi, tunjukkan aku pada jalan itu…” Terdengar suara Roberto meminta belas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sang ustaz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika setelah puluhan tahun, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sang Abi dengan susah payah masih boleh berucap. “Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,” Setelah selesai berpesan sang ustaz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah “Asyahadu anla IllaahailALlah, wa asyahadu anna Muhammad Rasullullah. ..’. Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya, ‘Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya… “</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Benarlah firman Allah…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ALLAH, tetaplah atas fitrah ALLAH yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah ALLAH. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS>30:30)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Syeikh Al-Islam Turki yang terakhir iaitu As-Syeikh Mustafa Al Basri telah menegaskan dalam bukunya …..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sekularisma yang memisahkan ajaran agama dengan kehidupan dunia merupakan jalan paling mudah untuk menjadi murtad.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari : Al-Manahil</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-28757819518665017522011-04-19T06:43:00.000-07:002011-04-30T07:06:47.336-07:00Dua Pilihan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN7qy-oHFDnx7MvxeADTsSXrQEKJJaoKkFa5sU8pqkFf_4_JoYr97oGn-2m6vJG_dyVjXhiSoby4pkQ-6xdlp6M3aCTJk353NIhfng8rOGMys8m5hnaMUJcnKciJ_AWnE-NOiyqdugJAw-/s1600/sofbol.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN7qy-oHFDnx7MvxeADTsSXrQEKJJaoKkFa5sU8pqkFf_4_JoYr97oGn-2m6vJG_dyVjXhiSoby4pkQ-6xdlp6M3aCTJk353NIhfng8rOGMys8m5hnaMUJcnKciJ_AWnE-NOiyqdugJAw-/s1600/sofbol.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak anak cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan satu pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu. Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">‘Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna/ alami. Namun tidak demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah,</div><div style="text-align: justify;">bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? ‘</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah tersebut melanjutkan: “Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sejak lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,”Apakah kau pikir mereka akan membiarkanku ikut bermain?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat. Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anak itu melihat sekelilingnya dan berkata, “kami telah kalah 6 putaran dan sekarang sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti’ Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka? Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay. Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi berhubungan dengan bola itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil beberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali kearah pitcher.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan berakhir. Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari jangkauan semua anggota tim.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak, “Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!”. Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya. Semua orang berteriak, “Lari ke base dua, lari ke base dua!” Sambil menahan napasnya,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua. Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk pertama kali dalam hidupnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga. Semua yang hadir berteriak, “Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu Shay”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya dan memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak, “Shay, larilah ke home, lari ke home!”. Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero yang memenangkan grand slam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia telah memenangkan game untuk timnya. Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen dimana dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya. Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung diantara mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Catatan kaki:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kita sering mengirim ribuan jokes lewat email tnp pikir panjang, namun bila kita harus mengirimkan mail tentang pilihan dalam hidup, kita seringkali ragu. Kejadian-kejadian vulgar, kasar dan mengerikan acap terjadi dalam hidup ini,namun pembicaraan tentangnya seolah tertelan waktu, baik itu di lingkungan pendidikan atau kerja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika Anda berpikir untuk forward email ini, kemungkinannya Anda akan memilih daftar orang-orang dari email address Anda yang Anda pikir layak untuk menerima email Anda. Ingatlah, bahwa orang yang mengirimi Anda email ini berpikir bahwa kita semua dapat membuat perbedaan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kita semua mempunyai banyak pilihan dalam hidup setiap harinya untuk dapat memahami “kejadian alami dalam hidup”. Begitu banyak hubungan antar 2 manusia yang kelihatan remeh, sebenarnya telah meninggalkan 2 pilihan bagi kita:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apakah kita telah meninggalkan cinta dan kemanusiaan atau, Apakah kita telah melewatkan kesempatan untuk berbagi kasih dengan mereka yang kurang beruntung, yang menyebabkan hidup ini menjadi dingin?</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-65831441884892125142011-04-19T06:37:00.000-07:002011-08-13T18:20:10.120-07:00Andaikan Aku Bisa Memberikan Lebih Banyak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw-QIJA4Gy7IXVl9VdkchzI5Z3LVb7-GX1YHZZ_oy9hyCw8B-6sEPh9x7K71RZwi41cchXrmbA5b-9NmnrXXCoo9EA3sxdtEzdAdyzJQPUiflLn7YqfSQQ7WdqlmSr6WSbWjTr3xoEypT1/s1600/alquran.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw-QIJA4Gy7IXVl9VdkchzI5Z3LVb7-GX1YHZZ_oy9hyCw8B-6sEPh9x7K71RZwi41cchXrmbA5b-9NmnrXXCoo9EA3sxdtEzdAdyzJQPUiflLn7YqfSQQ7WdqlmSr6WSbWjTr3xoEypT1/s1600/alquran.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Seperti yang telah biasa dilakukan ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia, maka Rasulullah SAW mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Rasulullah SAW bertanya, “Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?”. Istrinya almarhum menjawab, “Saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal”. “Apa yang dikatakannya?”. “Saya tidak tahu, ya Rasulullah SAW, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah rintihan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.” “Bagaimana bunyinya?” desak Rasulullah SAW. Istri yang setia itu menjawab, “Suami saya mengatakan “Andaikata lebih jauh lagi…andaikata yang masih baru…..andaikata semuanya….” hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?” Rasulullah SAW tersenyum “sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kisahnya begini. Pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata “Andaikan lebih jauh lagi”. Maksudnya, andaikata jalan ke masjid itu lebih jauh lagi, pasti pahalanya lebih besar pula.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ucapan lainnya ya Rasulullah SAW?” tanya sang istri mulai tertarik. Nabi menjawab, “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Andaikata yang masih baru kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”. Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rasulullah SAW?” tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan, “Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan menghembuskan nafasnya, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata ‘kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Begitulah keadilan Tuhan. Pada hakekatnya, apabila kita berbuat baik, sebetulnya kita juga yang beruntung, bukan orang lain. Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya jika kita berbuat buruk. Akibatnya juga menimpa kita sendiri. “Kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula.” (QS.Al Isra’: 7)</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-31491318120785457722011-04-18T07:50:00.000-07:002011-04-30T07:08:07.319-07:00This is really a good story….<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD0fLkse72gyfsiutoNDp1ykxGt03hnpOXyM6qVc-L0QZ9n3hyphenhyphenED72hUBGmiAYBJRiEoeIya0ZbGv3B2S9mxKAjh6mKKJdkGahcPALx0Yjxjel2_iA99DBGDi71w4CnGx5YZOkiOlXebRE/s1600/wisuda.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD0fLkse72gyfsiutoNDp1ykxGt03hnpOXyM6qVc-L0QZ9n3hyphenhyphenED72hUBGmiAYBJRiEoeIya0ZbGv3B2S9mxKAjh6mKKJdkGahcPALx0Yjxjel2_iA99DBGDi71w4CnGx5YZOkiOlXebRE/s1600/wisuda.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Ini adalah cerita seorang ibu yg akan menyelesaikan skripsinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya adalah ibu tiga orang anak (umur 14, 12, dan 3 tahun) dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikannya diberi nama “Tersenyum”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan tersenyum kepada tiga orang dan mendokumentasikan reaksi mereka. Saya adalah seorang yang mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang dan mengatakan “hello”, jadi, saya pikir, tugas ini sangatlah mudah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Segera setelah kami menerima tugas tsb, suami saya, anak bungsu saya, dan saya pergi ke restoran McDonald’s pada suatu pagi di bulan Maret yang sangat dingin dan kering. Ini adalah salah satu cara kamidalam antrian, menunggu untuk dilayani, ketika mendadak setiap orang di sekitar kami mulai menyingkir, dan bahkan kemudian suami saya ikut menyingkir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya tidak bergerak sama sekali suatu perasaan panik menguasai diri saya ketika saya berbalik untuk melihat mengapa mereka semua menyingkir’. Ketika berbalik itulah saya membaui suatu “bau badan kotor” yang sangat menyengat, dan berdiri di belakang saya dua orang lelaki tunawisma.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika saya menunduk melihat laki-laki yang lebih pendek, yang dekat dengan saya, ia sedang “tersenyum”. Matanya yang biru langit indah penuh dengan cahaya Tuhan ketika ia minta untuk dapat diterima. Ia berkata “Good day” sambil menghitung beberapa koin yang telah ia kumpulkan. Lelaki yang kedua memainkan tangannya dengan gerakan aneh sambil berdiri di belakang temannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental dan lelaki dengan mata biru itu adalah penolongnya. Saya menahan haru ketika berdiri di sana bersama mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wanita muda di counter menanyai lelaki itu apa yang mereka inginkan. Ia berkata, “Kopi saja, Nona” karena hanya itulah yang mampu mereka beli.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">(Jika mereka ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh mereka, mereka harus membeli sesuatu. Ia hanya ingin menghangatkan badan). Kemudian saya benar-benar merasakannya – desakan itu sedemikian kuat sehingga saya hampir saja merengkuh dan memeluk lelaki kecil bermata biru itu. Hal itu terjadi bersamaan dengan ketika saya menyadari bahwa semua mata di restoran menatap saya, menilai semua tindakan saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya tersenyum dan berkata pada wanita di belakang counter untuk memberikan saya dua paket makan pagi lagi dalam nampan terpisah. Kemudian saya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu sebagai tempat istirahatnya. Saya meletakkan nampan itu ke atas meja dan meletakkan tangan saya di atas tangan dingin lelaki bemata biru itu. Ia melihat ke arah saya, dengan air mata berlinang, dan berkata “Terima kasih.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya meluruskan badan dan mulai menepuk tangannya dan berkata, “Saya tidak melakukannya untukmu. Tuhan berada di sini bekerja melalui diriku untuk memberimu harapan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya mulai menangis ketika saya berjalan meninggalkannya dan bergabung dengan suami dan anak saya. Ketika saya duduk suami saya tersenyum kepada saya dan berkata, “Itulah sebabnya mengapa Tuhan memberikan kamu kepadaku, Sayang. Untuk memberiku harapan.” Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan pada saat itu kami tahu bahwa hanya karena Rahmat Tuhan kami diberikan apa yang dapat kami berikan untuk orang lain. Hari itu menunjukkan kepadaku cahaya kasih Tuhan yang murni dan indah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya ke mbali ke college, pada hari terakhir kuliah, dengan cerita ini ditangan saya. Saya menyerahkan “proyek” saya dan dosen saya membacanya. Kemudian ia melihat kepada saya dan berkata, “Bolehkan saya membagikan ceritamu kepada yang lain?” Saya mengangguk pelahan dan ia kemudian meminta perhatian dari kelas. Ia mulai membaca dan saat itu saya tahu bahwa kami, sebagai manusia dan bagian dari Tuhan, membagikan pengalaman ini untuk menyembuhkan dan untuk disembuhkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan caraNya sendiri, Tuhan memakai saya untuk menyentuh orang-orang yang ada diMcDonald’s, suamiku, anakku, guruku, dan setiap jiwa yang menghadiri ruang kelas di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan satu pelajaran terbesar yang pernah saya pelajari: PENERIMAAN YANG TAK BERSYARAT.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Banyak cinta dan kasih sayang yang dikirimkan kepada setiap orang yang mungkin membaca cerita ini dan mempelajari bagaimana untuk MENCINTAI SESAMA DAN MEMANFAATKAN BENDA-BENDA BUKANNYA MENCINTAI BENDA DAN MEMANFAATKAN SESAMA.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh anda dengan cara apapun, tolong kirimkan cerita ini kepada setiap orang yang anda kenal. Disini ada seorang malaikat yang dikirimkan untuk mengawasi anda. Supaya malaikat itu bisa bekerja, anda harus menyampaikan cerita ini pada orang-orang yang ingin anda awasi. Seorang malaikat menulis:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Banyak orang akan datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya sahabat2 sejati yang akan meninggalkan jejak di dalam hatimu. Untuk menangani dirimu, gunakan kepalamu. Tetapi untuk menangani orang lain, gunakan hatimu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tuhan memberikan kepada setiap burung makanan mereka, tetapi Ia tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka. Ia yang kehilangan uang, kehilangan banyak; Ia yang kehilangan seorang teman, kehilangan lebih banyak; tetapi ia yang kehilangan keyakinan, kehilangan semuanya. Orang-orang muda yang cantik adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang cantik adalah hasil karya seni. Belajarlah dari kesalahan orang lain. Engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk mendapatkan semua itu dari dirimu sendiri.</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-66738743016326325882011-04-18T07:47:00.000-07:002011-04-30T07:08:39.915-07:00Ketegaran Ummu Salamah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWShlVI3wcd5o2w7ndNPsteIQAP7y6qo1YkKQc7CREMfApNhOn98SkVTJutOO9K3v9iKb4Twtd24ITg1XWsnM90JPS0QSY1iKYUyI0uvfUtc69LiKnCKart94rstdump9GzZrVo1A8UsOc/s1600/ummu+salamah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWShlVI3wcd5o2w7ndNPsteIQAP7y6qo1YkKQc7CREMfApNhOn98SkVTJutOO9K3v9iKb4Twtd24ITg1XWsnM90JPS0QSY1iKYUyI0uvfUtc69LiKnCKart94rstdump9GzZrVo1A8UsOc/s1600/ummu+salamah.jpg" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;">Di tengah padang sahara yang tandus, hiduplah seorang wanita bersama beberapa orang anaknya. Kehidupannya yang begitu tegar dan kuat menjadikan ia panutan bagi para mujahidah di masa itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebelum menjadi istri nabi ia adalah istri yang sabar dan tabah menghadapi berbagai ujian dalan kehidupan. Suaminya bernama Abu Salamah, siapa yang tidak mengenalnya? Abu Salamah adalah seorang satria yang gagah berani, pantang mundur dalam berjihad sehingga tercatat dalam sejarah tentang keberanian dan kepahlawanannya pada masa perang Badar dan Uhud</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nama asli Abu Salamah ialah Abdullah bin al-Asad al-Makhzumi, ia termasuk orang yang pertama masuk Islam. Ia merupakan putra dari Birrah binti Abdul Muthalib (bibi Nabi).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada masa perang Uhud, Abu Salamah ditunjuk sebagai komando pimpinan perang. Disanalah beliau mengalami kesyahidannya karena mengalami luka parah walaupun telah diobati dan dirawat selama satu bulan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sejak sakit parah hingga ia meninggal dunia, Rasulullah SAw tidak beranjak dari tempatnya, menemani kepergian sang pemberani Abu Salamah. Dengan tangannya Nabi SAW menutup mata sang pahlawan, ketika ajal menjemput Abu Salamah Nabi SAW mengalami duka yang mendalam. Ia meninggal pada tahun ketiga Hijriah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Abu Salamah memiliki istri yang cantik, sabar, setia dan bijaksana, yang senantiasa mendampinginya untuk berjihad di jalan Allah. Siapakah gerangan istri sang pahlawan? Ia adalah Ummu Salamah yang memiliki nama asli Hindun binti Abu Umayyah bin al-Mughirah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia adalah wanita muslimah yang berhijrah menuju Habasyah. Dan ia juga seorang istri pertama yang berhijrah ke Madinah. Ketika berita kematian Abu Salamah sampai ke telinganya, ia menerima kabar itu dengan tenang dan ikhlas. Keimanannya kepada Allah membuat Ummu Salamah tidak menyesali dan meratapi nasib suaminya. Bahkan ia bersyukur memiliki suami yang pemberani dan menjadi syuhada’ dalam perang melawan kaum kafir pada perang Uhud, syuhada’ akan senantiasa dijanjikan surga oleh Allah SWT.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sepeninggal suaminya, hiduplah Ummu Salamah seorang diri, memikul beban yang sangat berat untuk menghidupi anak-anaknya. Anak hasil perkawinannya dengan Abu Salamah berjumlah empat orang, seorang di lahirkan di Habasyah dan tiga orang di lahirkan di Madinah pada saat mereka hijrah disana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Duka tidak lama menimpa Ummu Salamah, datanglah hari bahagia. Saat datangnya seorang utusan Muhammad SAW kepadanya menyatakan bahwa Rasulullah hendak meminangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ummu Salamah menyadari bahwa Nabi Muhammad SAW bukan hanya memikul beban rumah tangga saja, tapi juga memikul tugas yang akan menentukan sejarah semua umatnya. Nabi SAW menikahi Ummu Salamah pada bulan Syawal tahun empat Hijriah yang dihadiri oleh misan Ummu Salamah yaitu Umar bin Khatab.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beliau meninggal pada tahun 61 Hijriah dalam usia kurang lebih 80 tahuo, Ia dikebumilan pada suatu tempat yang bernama Baqi (di Madinah)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber Alislam</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-23375471734123371832011-04-18T07:39:00.000-07:002011-08-13T18:20:45.271-07:00Berhenti Berati Kalah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0rWTwD6odXFVXSbQU31KtVJQF2knP7elDMhZ9m6-9PIrwZ3qNPNOGoZzKoVsU-RQKmGpWo6KA5lho7zs2oVzbL_weQHnNFeUEse8FIks2ZMrteZ56em7SpXCYM-MiZ6Eaexzi0FV9emk_/s1600/padang+pasir.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0rWTwD6odXFVXSbQU31KtVJQF2knP7elDMhZ9m6-9PIrwZ3qNPNOGoZzKoVsU-RQKmGpWo6KA5lho7zs2oVzbL_weQHnNFeUEse8FIks2ZMrteZ56em7SpXCYM-MiZ6Eaexzi0FV9emk_/s1600/padang+pasir.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">“Kadang ke Kufah, kadang ke Bashrah, kadang ke Hijaz, dan kadang ke Yaman. Sampai kapan?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Bersama mihbarah (wadah tinta) sampai ke maqbarah (kuburan),” jawab Imam Ahmad bin Hanbal saat ditanya tentang kegigihannya dalam menuntut ilmu. Setelah membaca buku Riwayat Sembilan Imam Fikih, aku berkata dalam hati, bahwa aku adalah orang besar. Dan kebesaranku dimulai dari apa yang telah kutulis selama ini. Tulisan-tulisanku merupakan bentuk lain dari perasaan, kemarahan dan kebencianku akan suatu hal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku berpikir bahwa aku adalah orang besar yang kelak akan memikul amanah dakwah dan ummah. Tapi tiba-tiba hati kecilku bertanya, “Perangkat-perangkat apa saja yang telah engkau miliki dan jalan apa saja yang telah engkau tempuh untuk mendapatkannya?” Aku menjawab, “Aku belum punya apa-apa selain keinginanku yang menggebu-gebu.” Hati kecilku kembali berkata, “Aku tahu itu, tetapi itu belumlah cukup. Keinginan itu harus diiringi dengan pelaksanaan yang baik dan konsisten. Engkau harus menjalankannya dengan sungguh-sungguh dan tidak setengah-setengah, atau engkau tidak akan pernah mencapainya. Selama ini aku perhatikan engkau tidak menjalankannya dengan teguh. Engkau lemah oleh bujuk rayu setan dan kemudian menjerumuskanmu pada pelbagai bentuk kemaksiatan. Walaupun pada akhirnya engkau mengakui kesalahanmu itu. Engkau harus kuat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Engkau harus sabar. Bergaullah dengan orang-orang yang shalih karena mereka akan menjaga dan membimbingmu. Takutlah akan azab-Nya yang pedih dikala engkau seorang diri. Tutuplah rapat-rapat mulutmu dari perkataan dusta. Pergunakanlah harta bendamu untuk tujuan yang mulia. Jauhilah sumber-sumber fitnah. Banyaklah menuntut ilmu dan merenungkannya. Tepati janji yang pernah engkau ucapkan. Dan rajin-rajinlah mendekatkan diri kepada Allah.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nasihat yang baik. Hati kecilku berkata benar karena ia tak pernah berdusta. Menjadi orang besar bukan perkara mudah, pikirku. Menjadi orang besar berarti mempertaruhkan seluruh kehidupan untuk menggapai apa yang dicita-citakan. Ini tentu saja akan menyedot dan menguras seluruh energi, pikiran, tenaga, dan waktu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku pikir, betapa hebat dan mulianya orang-orang besar itu karena mereka telah menang dan kembali dengan jiwa yang tenang. Benarlah apa yang dikatakan seorang ulama, janganlah engkau hanya melihat kesuksesan seseorang, tetapi lihatlah proses mereka meraih kesuksesan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari sembilan imam fikih yang kubaca sejarahnya, tak satupun yang tidak pernah mendapat ujian dan cobaan; dipenjara, diasingkan dan disiksa. Bahkan Imam Zaid bin Ali dibunuh dan mayatnya disalib di tempat umum. Untuk menjadi orang besar, mereka harus mempertaruhkan apa yang mereka punya termasuk diri mereka sendiri. Mereka tidak terikat pada suatu apa pun kecuali hanya kepada Allah dan Rasul-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika ada perkataan mereka tidak sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, mereka menyuruh kita agar meninggalkannya. Mereka tidak merasa malu mengatakan “saya tidak tahu”, sekalipun ilmu mereka luas dan kepakaran mereka tak tertandingi. Sejak kecil mereka sudah gigih menuntut ilmu dan merenungkan kejadian-kejadian yang ada disekelilingnya sehingga hati menjadi peka terhadap problematika umat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tidak heran jika mereka mampu menghafal al-Quran sejak usia 10 tahun, 9 tahun, atau bahkan kurang dari itu. Bandingkan dengan keadaan kita saat ini, di usia yang kepala dua, tiga, atau bahkan lebih dari itu, kita belum mampu menghafalnya dengan sempurna. Pada usia dini pula, mereka telah mampu menghafal hadits dan buku-buku karangan guru mereka. Semangat dan etos kerja yang telah tertanam sejak kecil, ditambah dengan lingkungan yang kondusif (lingkungan para alimin dan shalihin), setahap demi setahap cita-cita mereka raih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun, bagi kita, perjuangan belum terlambat untuk terus kita kumandangkan. Dengan segala apa yang ada pada diri kita dan dengan semangat yang kita kobarkan dan dengan amal yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, demi Allah, semua itu tidaklah sia-sia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kita harus bangkit dari keterpurukan dan kemalasan ini. Kita harus raih kemuliaan sebelum ajal datang menjemput. Al-Khawarizmi, seorang ahli matematika tersohor dan penemu ilmu aljabar, ternyata baru belajar matematika ketika berusia 24 tahun. Sebelumnya dia adalah pemuda pengangguran yang senang bermain musik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi dia sadar, bahwa apa yang dilakukannya itu adalah kesia-siaan dan kelalaian. Kemudian dia beralih dan mengerjakan pekerjaan yang jauh lebih bermanfaat. Usia bukanlah penghalang untuk meraih apa yang dicita-citakannya. Kelak beliau dikenal sebagai sosok yang menguasai banyak ilmu pengetahuan mulai dari fisika, kimia, astronomi, filsafat, matematika, dan tentu saja pandai memainkan alat musik. Imam Bukhari biasa bangun dari tidur, lalu menyalahkan lampu dan menuliskan faedah suatu hadits yang terlintas dalam pikirannya, kemudian tidur lagi dan kembali bangun hingga beliau dalam sebagian malam melakukan perbuatan ini sampai 20 kali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Abul Wafa bin Aqil al-Hanbali berkata, “Tak halal bagiku menyia-nyiakan sejam pun dari umurku. Sampai-sampai bila lidahku sudah tak mampu untuk bertutur kata, dan penglihatanku tak bisa membaca, aku tetap menjalankan daya pikirku meskipun aku berbaring istirahat. Sehingga aku tak akan bangkit kecuali telah terlintas dalam pikiranku apa yang akan kutulis. Pada umur 80 tahun aku amat gemar kepada ilmu, yang tak kualami ketika aku masih berumur 20 tahunan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah berkata, “Saya kenal seseorang yang sedang sakit demam dan sakit kepala, sedang kitab yang dibacanya tetap berada di atas kepalanya. Apabila sedang siuman maka ia membacanya dan apabila sedang sakit yang sangat, maka ditaruhnya kitab itu di atas kepalanya. Di suatu hari tabib memeriksa sakitnya itu, sedang ia dalam keadaan sedemikian itu, lalu tabib itu berkata, ‘Sungguh tuan jangan melakukan hal ini (membaca), karena akan membahayakan ketahanan tubuh tuan dan dapat berakibat lebih fatal lagi’.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Syaikh Abdul Adzim bercerita tentang Ishak bin Ibrahim al-Muradi, sebagaimana penuturannya, “Saya belum pernah melihat dan mendengar orang yang lebih banyak kesibukannya sepanjang siang hingga larut malam. Saya bertetangga dengan beliau, rumah beliau dibangun setelah 12 tahun rumahku berdiri. Setiap kali saya terjaga di keheningan malam, selalu terbias sinar lentera dari dalam rumahnya, dan beliau sedang sibuk dengan pencarian ilmu; bahkan sewaktu makan beliau selingi pula dengan membaca kitab-kitab.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menjelang wafat Imam ath-Thabari, Ja’far bin Muhammad memanjatkan doa untuknya. Ath-Thabari kemudian meminta tempat tinta dan selembar kertas dan menulis doa itu. Dia ditanya, “Apa arti semua ini?” Maka dia menjawab, “Sepantasnyalah bagi seorang untuk memungut ilmu hingga menjelang kematiannya.” Beberapa saat kemudian beliau wafat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam al-Izz Izzuddin Abdussalam meninggal dunia pada usia 83 tahun pada saat beliau sedang berusaha menafsirkan ayat al-Quran, “Allahu nuurus samawati wal ardh” di hadapan murid-muridnya. Achdiat K. Miharja penulis novel Atheis, mampu menulis novel setebal 219 berjudul Manifesto Khalifatullah pada saat berusia 94 tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Merekalah orang-orang yang tidak terhalang oleh waktu dan peristiwa. Bagi mereka, menuntut ilmu dan mengajarkannya kepada orang banyak adalah keutamaan yang besar dan harus mereka jalani hingga maut datang menjemput. Tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu, berkarya dan meraih prestasi. Berhenti berarti kalah! Karena orang yang berhenti sama saja dengan orang yang mati.</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-48846483800402032162011-04-18T07:33:00.000-07:002011-08-13T18:21:11.074-07:00Air Mata Rasulullah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCqSU7xjp8ImfHt4nhBGe9rXHneQ1EuR6I4xeQbYSpnQT0h3ddDIIuUMsh2IlPKBdKs_U2yedH5tsZfZ_HHM0JHx-icRsOwpQ4y7L9Ps0m4oal2RPBlRsCJnQk1S95sNdpP2U9m2Rj_o-E/s1600/kaligrafi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCqSU7xjp8ImfHt4nhBGe9rXHneQ1EuR6I4xeQbYSpnQT0h3ddDIIuUMsh2IlPKBdKs_U2yedH5tsZfZ_HHM0JHx-icRsOwpQ4y7L9Ps0m4oal2RPBlRsCJnQk1S95sNdpP2U9m2Rj_o-E/s1600/kaligrafi.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku. “</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang,saatnya sudah tiba. “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tanda-tanda itu semakin kuat tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Bolehkah saya masuk?” tanyanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Siapakah itu wahai anakku?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,”kata Rasulullah,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: “Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Badan Rasulullah mulai dingin kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku” – “Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii” – “Umatku, umatku, umatku” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wabaarik wa salim ‘alaihi… Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3977828600789262433.post-68094192525195821732011-04-17T06:45:00.000-07:002011-04-17T06:45:02.450-07:00Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8eI6Osom-OB9QkbNmNJizYirOA1Fw7LDSpKztmmMxZQfPpZm49xFyGIFkTRcz41nS0XhX0Z4ZLD-ZPKD9f_ii4u-MmYXrY-3OQDoQLBmG-XiKYePIYf0pFzT42tzpdv9S_WWNARAJJ7fO/s1600/abdul-qadir-jaelani.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8eI6Osom-OB9QkbNmNJizYirOA1Fw7LDSpKztmmMxZQfPpZm49xFyGIFkTRcz41nS0XhX0Z4ZLD-ZPKD9f_ii4u-MmYXrY-3OQDoQLBmG-XiKYePIYf0pFzT42tzpdv9S_WWNARAJJ7fO/s1600/abdul-qadir-jaelani.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani termuat dalam kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Tetapi, buku ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau berada di atas Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka hal ini merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Allah oleh manusia siapapun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do’a mereka. Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara tidak ada syari’atnya dan ini sangat diharamkan. Apalagi kalau ada yang berdo’a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak boleh diberikan kepada selain Allah. Allah melarang makhluknya berdo’a kepada selainNya. Allah berfirman, yang artinya:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al Jin:18)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kelahirannya</div><div style="text-align: justify;">Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang ‘alim di Baghdad yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pendidikannya</div><div style="text-align: justify;">Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad dan meninggalkan tanah kelahirannya. Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pemahamannya</div><div style="text-align: justify;">Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, “Dia (Allah) di arah atas, berada di atas ‘ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. “Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, “Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ (Allah berada di atas ‘ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Allah di atas ‘Arsy.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dakwahnya</div><div style="text-align: justify;">Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, “Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wafatnya</div><div style="text-align: justify;">Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pendapat ulama</div><div style="text-align: justify;">Ketika ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Ibnu Qudamah menjawab, “Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian kepada kami. Kadang beliau mengutus putra beliau Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Terkadang beliau juga mengirimkan makanan buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibnu Rajab di antaranya mengatakan, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syaikh, baik ulama dan para ahli zuhud. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tenteram untuk meriwayatkan apa yang ada di dalamnya, kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari kitab selain ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak terbatas. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far al Adfawi telah menyebutkan bahwa Asy Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibnu Rajab juga berkata, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. “</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Adz Dzahabi mengatakan, “intinya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya, dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang-orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.” (Syiar XX/451).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Adz Dzahabi juga berkata, “Tidak ada seorangpun para ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Makhdali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, “Aku telah mendapatkan aqidah beliau (Syaikh Abdul Qadir Al Jailani) di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. Maka aku mengetahui dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.</div><div style="text-align: justify;">________</div><div style="text-align: justify;">Diringkas dari artikel : Siapakah Syeikh Abdul Qadir Al Jailani?</div><div style="text-align: justify;">Majalah As-Sunnah edisi 07/VI/1423H-2002M</div>Irfan Kurniadihttp://www.blogger.com/profile/16131253620100419695noreply@blogger.com0